PEKANBARU (HR)-Hingga Kamis (10/12), aksi saling klaim kemenangan masih berlangsung di sejumlah daerah di Riau yang menggelar Pilkada serentak. Kondisi ini terjadi karena perbedaan perolehan suara yang diraih pasangan calon sangat tipis.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rokan Hulu, Fahrizal, menilai, aksi saling klaim tersebut merupakan sesuatu yang sah-sah saja.
Namun untuk hasil akhir resmi, seluruh peserta Pilkada tetap harus mengacu perhitungan yang diselenggarakan KPU.
Hal itu dilontarkannya menanggapi kondisi yang terjadi di Rohul saat ini. Hal itu menyusul aksi saling klaim antara tim sukses pendukung pasangan nomor urut 1 Hafith Syukri-Nasrul Hadi serta pasangan nomor urut 2, Suparman-Sukiman.
Hingga saat ini, pendukung masing-masing pasangan masih mengklaim sebagai peraih suara terbanyak. Berdasarkan perkembangan hingga Rabu kemarin, raihan suara antara kedua pasangan memang terhitung tipis. Kondisi serupa juga terjadi di Pelalawan, antara pasangan Harris-Zardewan serta Zukri-Anas. Sedangkan di Kuantan Singingi, perolehan suara tipis juga terjadi antara pasangan Indra Putra-Komperensi dan Mursini-Halim.
Menurut Fahrizal, hitungan cepat yang digelar masing-masing tim pendukung pasangan calon kepala daerah, adalah sah-saha saja untuk konsumsi internal. Namun ia menegaskan, hasil rekapitulasi penghitungan surat suara baru dinyatakan resmi, setelah rekapitulasi manual yang dilakukan KPU pada 16 atau 17 Desember 2015 mendatang.
“Untuk itu perlu kami luruskan bahwa KPU tidak ada melakukan Quick Count. Untuk menghindari terjadinya gesekan antar pendukung dan simpatisan atas saling klaim, tentu kami mengimbau kepada masyarakat, bahwa informasi yang beredar sekarang adalah bersifat konsumsi pribadi tidak harus dipolemikan seolah-olah itu sudah benar. Tapi yang benar itu berasal dari hasil pleno KPU di tingkat kabupaten nantinya,” tegasnya, Kamis (10/12).
Hingga Kamis kemarin, Suparman mengakui, berdasarkan rekapitulasi formulir C1 yang dikumpulkan pihaknya, pihaknya mendulang suara terbanyak di 11 kecamatan dari 16 kecamatan di Rohul. Yakni Pendalian, Kepenuhan, Tandun, Kunto Darrusalam, Kepenuhan Hulu, Bangun Purba, Panggaran Tapa, Bomai Darusalam, Rambah Hilir, Kabun dan Tambusai.
Meski demikian, Suparman tidak mau sesumbar. Dirinya akan menunggu hasil sidang pleno yang dilakukan di masing masing kecamatan. "Saya berbicara berdasarkan data yang ada. Hari ini kebetulan pihak kecamatan sedang pleno. Kita tunggu saja," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Hafith Syukri-Nasrul Hadi, Imam Zamroni, pihaknya melakukan dua metode dalam penghitungan suara Pilkada Rohul 2015, yakni real count dan quick count. Dari quick count, sudah 100 persen dengan sample 100 desa, selisihnya hanya dua persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasilnya, pasangan Hafith-Nasrul meraih 43,29 persen sedangkan nomor urut yakni Suparman-Sukiman 41,81 persen dan pasangan nomor urut 3 Syafaruddin-Erizal (Syafari) meraih 14,90 persen. "Kami yakin dengan data kita," ujarnya ketika itu.
Untuk Rohul, sejauh ini baru empat kecamatan yang menggelar rekapitulasi penghitungan suara. Yakni Kecamatan Rambah, Ujungbatu, Kabun dan Pagaran Tapah Darussalam.
Seperti biasanya lanjut Fahrizal, rekapitulasi penghitungan suara ditingkat PPK ini dilakukan secara manual dengan membacakan C-1 sebagai objek, yang disesuaikan dengan yang diterima masing-masing saksi.
Ditunggu Saja
Kondisi serupa, sehari sebelumnya juga terjadi di Pelalawan. Di mana dua pasangan Harris-Zardewan dan Zukri-Anas, juga mengklaim sebagai peraih suara terbanyak. Terkait hal itu, Ketua KPUD Pelalawan, Nasarudin, juga memberikan pernyataan serupa dengan Fahrizal.
"Iya, kita satu atau dua hari ini, kita melakukan rapat pleno di PPK. Jika siap pleno di PPK ini, kita melakukan rapat pleno di KPU tanggal 16 desember mendatang. Jadi lebih ideal menunggu hasil pastinya, usai rapat pleno KPU terhadap hasil akhir perhitungan suara Pilkada Pelalawan," terangnya.
Ketika didesak, hasil perhitungan sementara secara keseluruhan di 12 kecamatan, Nasarudin menolak membeberkan. Namun ketika ditanyakan apakah hasil real count dan hitungan manual oleh masing-masih peserta Pilkada, ia tidak juga tak menampik.
"Ya, begitulah hasil perhitungan KPU, tidak jauh berbeda," tukasnya
Menurutnya, terhitung sejak Kamis kemarin, ada tujuh PPK menggelar rapat pleno penghitungan di tingkat kecamatan. Di antaranya Kecamatan Pangkalan Kuras, Kuala Kampar, Langgam, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Kerumutan, Bandar Seikijang dan Kecamatan Pangkalan Lesung.
"Sementara lima kecamatan lainnya yakni kecamatan Bunut, Teluk Meranti, Ukui, Pangkalan Kerinci dan kecamatan Bandar Petalangan, akan menggelar Pleno hingga 16 Desember mendatang," ujarnya.
Aksi saling klaim juga terjadi di Kuansing, antara pasangan Indra Putra-Komperenasi dan Mursni-Halim. Sejauh ini, perolehan suara kedua pasangan ini terhitung sangat tipis.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Mursini meminta para pendukung dan simpatisan agar menjaga dan mengawal suara yang telah masuk supaya tidak terjadi kecurangan.
"Ini tugas kita bersama. Supaya kecurangan tidak terjadi," ujarnya di hadapan para pendukungnya.
SEdangkan dari Kabupaten Siak, dari 14 PPK yang ada, 10 di antaranya telah melakukan pleno rekapitulasi suara Pilkada, Kamis (10/12). Empat PPK lainnya yang akan menggelar pleno Hari ini, (Jumat, 11/12).
Meski demikian, Ketua KPU Siak Agus Salim mengaku pihaknya belum bisa menjelaskan berapa hasil penghitungan suara dan berapa persen partisipasi pemilih Pilkada kali ini. Pasalnya proses perhitungan di tingkat Kecamatan belum selesai.
Terkait logistik Pilkada, Agus Salim menjelaskan semua logistik TPS kini telah ada di PPK. "Semua logistik TPS selesai penghitungan di TPS langsung dibawa ke PPK, presesberjlan lancar," terang Agus Salim.
Dilainpihak, Ketua Panwaslu Kabupaten Siak Aries Susanto menjelaskan hal yang sama. Semua Logistik telah berapa di PPK dan dalam pengawasan Panwascam. Kini Panwaslu Kabupaten Siak sedang keliling memantau seluruh PPK yang melakukan pleno rekapitulasi suara.
Lapor Panwaslu
Dari Kepulauan Meranti, tim pendukung pasangan nomor urut 2, Tengku Mustafa-Amyurlis, menyampaikan keberatan mereka ke Panswalu setempat. Hal itu seiring dengan ditemukannya dugaan money politics yang diduga dilakukan tim pemenangan pasangan Irwan-Said Hasyim.
Menurut Amyurlis, indikasi tersebut akan dilaporkannya hingga ke Mahkamah Konstitusi. Pihaknya juga berharap dugaan ini diusut tuntas, sehingga ke depan pelaksanaan pemilu atau pilkada bisa berjalan sesuai aturan.
"Dalam laporan kita Panswalu, juga kita lampirkan bukti-bukti yang didapatkan. Dan kita akan menyerahkan hal ini ke pusat, maka kita tunggu hasilnya nanti,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Panwaslu Kepulauan Meranti Hanafi membenarkan adanya laporan dugaan pelanggaran tersebut. Dikatakan, pihaknya akan mengadakan rapat dahulu dengan para anggota Panwaslu untuk membicarakan langkah yang mesti mereka lakukan.
Hanya saja menurut Hanafi, persoalan indikasi money polytik tersebut tidak lagi ranah Panwaslu, melainkan menjadi ranah hukum yang harus mereka sampaikan ke Polisi.
“Setelah kami bahas terlebih dahulu serta memverivikasi persoalan adanya dugaan poltik uang tersebut, selanjutnya akan kita sampaikan kepada pihak penegak hukum. Karena politik uang tidak menjadi ranah Panwaslu karena hal ini adalah tindak pidana murni,”kata Hanafi.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan pasangan ProBisa, Pauzi SE, ketika diminta tanggapannya menyarankan untuk menghubungi tim hukum dari ProBiasa yakni Boni SH. Sedangkan Boni mengatakan pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu materi pengaduan tersebut. “Kami belum menerima materi aduan yang disampaikan atau yang dituduhkan tersebut.Setelah kami dapatkan materinya dan kami pelajari maka baru bisa kami berikan tanggapan,”kata Boni. (gus, lam, jos, ara, bbs, rtc, grc)