DURI (HR) - Kabupaten Bengkalis merupakan bagian dari Provinsi Riau, yang memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah hingga Rp4 triliun lebih, masih banyak masyarakatnya yang tak bisa membaca dan menulis atau lebih sering disebut dengan buta aksara, sepeti di Kecamatan Mandau.
Buta aksara, ketidakmampuan untuk membaca atau menulis dalam kalimat sederhana. Berdasarkan pantauan lapangan, di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, masih ada ratusan orang dewasa yang sejak kecil tidak bisa membaca dan menulis. Lebih parahnya lagi, anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) pun belum bisa membaca, apalagi menulis.
"Memang daerah kami ada sekolah. Tapi karena hidup yang pas-pasan, kadang kurang. Kami (anak-anak, red) disini, harus bekerja mencari ikan, membantu orang tua. Apalagi, adek saya masih banyak dibawah. Sekolah bagi kami, bukan suatu hal yang wajib, tapi lebih penting bekerja mencari makan dari belajar," ujar Kulis, salah seorang Suku Sakai, menceritakan pengalaman hidupnya, Senin (7/12).
Kulis beserta yang lainnya butuh bimbingan, bukan bantuan yang sifatnya hanya sesaat. Bahkan, anak-anak didaerah terpencil yang ada di Kabupaten Bengkalis, sangat membutuhkan guru yang memiliki jiwa mengajar dan mendidik. Bukan hanya sekedar mencari materi.
"Sekolah SD ada disini, tapi gurunya sendiri pun jarang datang. Bagaimana anak-anak mau belajar. Guru yang mengajar didekat tempat tinggal kami ini, silih berganti. Meskipun terkadang ada relawan, tanpa dibayar mengajar dan mendidik disini," ulasnya.
Sementara itu, hingga saat ini Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bengkalis, belum mengantongi jumlah masyarakat yang buta aksara. Disisi lain, untuk menekan buta aksara di Kabupaten Bengkalis, dengan mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). PKBM merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan. PKBM sendiri bisa berupa tingkat desa, kelurahan dan kecamatan.
"Di Kabupaten Bengkalis, kita (Disdik, red) sudah memiliki 9 PKBM. Kecamatan Mandau 2, Pinggir 1, Bukitbatu 1, Siak Kecil 1, Rupat 1, Rupat Utara 1, Bengkalis 1, Bantan 1," jelas Sekertaris Disdik Kabupaten Bengkalis, Supardi.
Tahun 2016, lanjutnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis akan memprogramkan pendataan dan monitoring bagi masyarakat yang buta aksara di Kabupaten Bengkalis. Terutama buta aksara bagi masyarakat yang tidak pernah sekolah.
"Kita terus berupaya menekan buta aksara di Kabupaten Bengkalis. Untuk itu, pendataan yang dilakukan, mulai dari tingkat RT setiap kelurahan dan desa yang ada di Kabupaten Bengkalis. Setelah itu, kita akan melakukan upaya menekan buta aksara, melalui program lainnya," tutup Supardi menjelaskan.(gor/ivi)