DUMAI (HR)- Pihak Puskesmas Kelurahan Bumi Ayu mengaku sudah memberi penanganan medis kepada Anggiat Simanjuntak. Penanganan dilakukan sejak tiga bulan terakhir, sebab pria itu didiagnosa mengidap sakit paru-paru.
"Tim medis telah kita turunkan ke rumah pasien guna memantau kondisi kesehatan beliau (Anggiat). Sebab, pasien mengidap sakit paru-paru yang tergolong parah," ujar Nia Arandhita, Kepala Puskesmas Bumi Ayu, Senin (30/11).
Menurut Nia, penyakit yang diderita Anggiat menyebabkan tubuhnya semakin kurus. Maka pihaknya juga memberikan pengobatan dan asupan gizi.
Ia menyebutkan, ada kemungkinan penyakit yang diderita Anggiat disebabkan oleh debu. Sebab keseharian Anggiat bekerja sebagai Tukang Pahat Batu. Namun Anggiat kemungkinan tidak mengenakan masker saat bekerja.
"Kami terus memantau kondisi kesehatan dan berat badannya. Bahkan kami sudah memberikan asupan susu formula," tutur wanita berjilbab ini.
Nama Anggiat menjadi perhatian sejak pekan lalu. Setelah muncul foto dirinya dalam kondisi kurus kering di media sosial dan media massa. Akhirnya, sejumlah pihak berdatangan memberikan donasi, untuk membantu proses pengobatan pria 52 tahun ini.
Selain dapat penanganan medis instensif, donasi terus mengalir kepada Anggiat Simajuntak. Bahkan pasien paru-paru akut ini merasa kondisinya mulai membaik. Saat ini pria 52 tahun sudah bisa duduk sendiri dari tempat tidurnya.
Anggiat menjadi perhatian setelah foto kondisi tubuhnya, yang semakin kurus beredar di media sosial beberapa waktu lalu. Kondisi Anggiat memperihatinkan, sebab ia hanya tinggal sendiri dalam kontrakan sederhana di Jalan Bumi Ayu, Dumai.
Hasilnya, sejumlah pihak datang memberikan donasi. Guna membantu pengobatan penyakit yang diderita Anggiat. Seperti pada Minggu lalu, Komunitas My Trip My Adventure (MTMA) Dumai menyerahkan donasi sekitar Rp3.376.000.
"Kami mengetahuinya dari pemberitaan di media massa. Kami sangat sedih melihat kondisi beliau. Sehingga kami semua memutuskan untuk menggalang donasi," ujar Ketua Komunitas MTMA Dumai, Wira Susanto, Senin (30/11).
Aksi solidaritas yang dilakukan oleh komunitas pecinta alam dan peduli lingkungan ini bermula dari aksi turun ke jalan. Mereka menghimpun donasi secara swadaya dan dari sejumlah pihak selama hampir satu pekan. Setelah donasi terkumpul, donasi akhirnya diserahkan kepada pasien.(zul)