SIAK (HR)-Prestasi membanggakan terus ditorehkan pebalap tuan rumah Siak, dalam ajang Tour de Siak 2015. Pada etape III yang digelar Jumat (27/11), Toni Alvian dari tim BSP Siak berhasil menduduki podium kedua.
Sedangkan podium pertama diraih Irwan Bin Lakasek dari tim Trenggano Malaysia yang menjadi sang jawara di etape ini. Ia finis pertama dengan catatan waktu dua jam, 36 menit, dua puluh lima detik. Sedangkan posisi ketiga direbut Rully Ibnu Farokah dari Pengprov ISSI DKI Jakarta.
Pebalap
Dalam balapan etape III, para pebalap menempuh rute Siak-Sungai Apit yang berjarak tempuh sepanjang 115,45 kilometer.
Hasil yang diraih Toni sekaligus memperbaiki rekor yang ditorehkan pebalap tuan rumah lainnya, yakni Kevin Tutuarima dari Siak Cycling Team (SCT). Dalam etape II kemarin, Kecin juga berhasil mengukuhkan dirinya pada posisi ketiga.
Selain merebut juara kedua, pebalapa andalan BSP Siak ini juga berhasil menjadi sprinter terbaik, pada Intermediate Sprint pada KM 54,89 Sungai Apit. Toni berhasil tampil sebagai yang tercepat disusul Eko Bayu dari tim Custom Cycling Club dan Iwan Setiawan dari KFC Bike Team Indonesia.
Keberhasilan tim tuan rumah tersebut, tak ayal membuat Bupati Siak H Syamsuar merasa sangat bersyukur dan berbangga hati. "Siak Cycling Club merupakan bibit-bibit atlet sepeda kita, harus kita akui memang banyak yang staminanya masih kurang, masih butuh banyak latihan," kata Syamsuar usai membagikan hadiah.
Meski di etape ke-3 ini juara satu kembali direbut tim asal Malaysia, namun dua atlet Indonesia mampu mendampingi. "Ini membuktikan bukan hanya Malaysia yang bisa jadi raja, Indonesia juga juga bisa menang," kata Syamsuar.
Dari pantauan lapangan, antusias masyarakat Siak menyaksikan balapan Tds pada etape ke-3 ini tampak lebih tinggi. Khususnya di Kecamatan Bungaraya mulai dari Simpang Empat paket C ke arah Sabak Auh. Ratusan masyarakat setia menanti pebalap yang melintas sekaligus memberikan aplaus.
Begitu juga masyarakat di Kecamatan Sabak Auh dan Sungai Apit. Meski tidak seramai di Bungaraya, namun setiap persimpangan terlihat masyarakat menyaksikan pebalap yang melaju.
Diwarnai Hujan
Saat start dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, hujan rintik-rintik mulai mengiringi para pebalap, yang membuat mereka makin semangat. Toni Alvian juga mengaku sangat diuntungkan dengan cuaca hujan ini, suhu tidak panas dan energi tidak terkuras banyak, sehingga ia bisa lebih kuat mendayung sepeda.
"Saya lebih senang dengan hujan kali ini, tidak begitu deras. Tambah adem dan enak di badan," ujarnya.
Terkait jalannya lomba, Toni menuturkan, setelah melaju sejauh 30 kilometer lebih, ia bersama delapan pebalap lainnya berhasil breakaway, sehingga jauh meninggalkan pebalap lainya dengan time get satu menit empat puluh detik. Namun di KM 80, pebalap di belakang berhasil menangkapnya.
Saat balik arah ke Siak, Toni Alvian memilih bergabung di rombongan sembari menyimpan tenaga untuk memacu sepeda di dekat garis finish. Keberhasilannya kali ini berkat bantuan rekan satu timnya memberikan ruang gerak untuk melaju.
"5 kilometer menjelang finish, saya berada di tengah rombongan, sadar sudah dekat finish saya menggenjot lebih kencang berupaya jadi yang terdepan. Dalam tim ini memang tugas saya sebagai kapten, dipercaya untuk sprinter dan maju di finish," terangnya lagi.
Sang jawara Irwandie bin Lakasek menympaikan cerita yang sama, awal etape ia sempat tertinggal jauh oleh beberapa atlet yang berhasil breakaway. Namun di tengah jalan ia berhasil menangkap atlet di depannya. Mulai dari itu semangatnya bangkit dan terus berupaya mengimbangi balapan.
Dua ratus meter menjelang finish ia masih tertinggal oleh beberapa pebalap lain. Namun berkat kerja sama tim yang baik, ia mendapat peluang untuk melaju. "200 meter menjelang garis finish saya mengoptimalkan tenaga, berkat keja sama tim yang baik saya juara," terang Irwandie.
Sementara Rice Direktur TdS 2015 Erwin Anwar menceritakan, beberapa pebalap memang sempat berhasil breakaway, namun tidak bertahaan lama. Hal itu terjadi berulang kali, sehingga sampai 10 kilometer mendekati finish. Ketika itu, semua pebalap masih dalam satu rombongan besar.
Dari Bungaraya mulai masuk ke Kota Siak, ada empat pebalap kembali berhasil breakaway, namun kemudian tertangkap kembali. Hingga akhirnya semua pebalap finish dengan tim get yang berdekatan.
Accident
Sebuah permasalahan dialami oleh beberapa pebalap di titik yang sama, sepeda mereka bocor dan terpaksa ganti roda di tengah perjalanan. Kejadian ini sempat menuai protes dari tiga tim yang merasa dirugikan, namun dugaan adanya paku payung di badan jalan itu tidak terbukti.
"Setelah melaju 30 kilometer lebih, beberapa pembalap bannya bocor di titik yang sama. Yakni pembalap dari Indonesia National Team, Cebu Cycling Team Philippines dan KFC Bike Team. Awalnya timnas protes, namun tidak terbukti, tidak ada paku yang menempel di bannya," kata Erwin Anwar.
Selain kejadian itu, seorang pebalap Santoso Budi dengan nomor Start 95, terjatuh di tikungan Kota Siak. Namun hal itu terjadi faktor human error dan tidak membahayakan bagi pebalap lainnya.
"Itu kejadian normal, dalam sebuah rombongan mungkin ia bersentuhan dengan pebalap lain dan terjatuh. No Start 95, ia jatuh sendiri dan tidak membahayakan pebalap lain," terang Erwin Anwar.
Akibat kejadian itu ia langsung mendapat perawatan medis dan dibawa ke Rumah Sakit Tengku Rafi'an Siak. Menurut Erwin kondisinya tidak terlalu parah dan masih bisa mengikuti etape selanjutnya.
Meski tidak bisa menyelesaikan balapan hingga finish, pebalap yang bersangkutan diberi peluang untuk mengikuti etape terakhir. Karena dalam regulasi yang ada, jika pebalap mengalami kecelakaan tiga kilometer menjelang finish, maka pembalap tersebut dianggap mampu menyelesaikan balapan hingga finish. "Sanksinya ada, untuk start etape selanjutnya ia terpaksa harus terima di posisi start paling belakang," pungkas Erwin Anwar. (lam)