PEKANBARU (HR)-Berbagai dinamika yang terjadi menjelang pembukaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam XXIX di Pekanbaru, dan setelahnya, mengakibatkan waktu lima hari yang direncanakan semula dirasa tidak cukup. Sehingga, panitia memutuskan untuk menambah waktu pelaksanaan kongres dalam tiga hari ke depan.
Demikian diungkapkan Koordinator Steering Committee (SC) Kongres HMI Amal Sakti, kepada sejumlah awak media saat press conference yang digelar di Media Center Kongres HMI, di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Kamis (26/11) petang.
"Dari awal kita memiliki semangat untuk mempercepat kongres dalam 5 hari. Namun tidak berhasil. Karena ada berbagai dinamika sebelumnya. Akan tetapi, itu masih dalam tataran normal," ungkap Akmal yang saat itu didampingi Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri Munawir Mattareng.
Sesuai rencana sebelumnya, Jumat ini merupakan hari terakhir dari pelaksanaan kongres. Namun, karena masih terdapat sejumlah rangkaian kegiatan kongres yang belum dilaksanakan, Panitia terpaksa menambah waktu pelaksanaan kongres.
"Ini (penambahan waktu,red) sudah kita komunikasikan dengan pemerintah setempat dan aparat keamanan. Kita meminta untuk memperpanjang hingga 3 hari ke depan. Insya Allah dengan penambahan ini, kita optimis (pelaksanaan kongres) akan selesai," lanjut Akmal.
Untuk pelaksanaan kongres yang dijadwalkan berlangsung lima hari, Panitia telah menganggarkan dana sebesar Rp7 miliar. Dimana, Rp3 miliar bersumber dari APBD Perubahan Provinsi Riau tahun 2015. Dengan penambahan waktu pelaksanaan kongres, otomatis akan mempengaruhi besaran dana yang akan dikeluarkan.
Saat disinggung hal ini, Akmal menyebut kalau dalam satu hari penambahan waktu kongres, pihak harus merogoh kocek hingga Rp300 juta. Maka bisa diperkirakan, kalau waktu pelaksanaan kongres ditambah tiga hari, maka kita butuh dana kegiatan sekitar Rp1 miliar," terangnya lebih lanjut.
Akmal juga menyebut kalau dana Rp3 miliar yang telah dialokasikan Pemerintah Provinsi Riau, belum bisa dicairkan karena harus melalui evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kendati demikian, untuk mengatasi sejumlah pengeluaran dalam pelaksanaan kongres, Panitia menggunakan dana talangan dari sumbangan alumni HMI serta pinjaman dari sejumlah pihak.
"Kami rasa, anggaran Rp3 miliar itu (yang dialokasikan Pemprov Riau,red) tidak akan terpakai semua. Itu (sisanya,red) akan dikembalikan ke masyarakat Riau. Kalau penambahan dana untuk dua atau tiga hari ke depan, Insya Allah, kami bisa tanggulangi," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Akmal juga menegaskan kalau HMI siap bertanggungjawab terhadap hilang dan rusaknya sejumlah fasilitas umum di Gelanggang Remaja Pekanbaru, yang diduga dilakukan oknum anggota HMI.
Kendati begitu, hingga kini Pengurus Besar (PB) HMI belum ada menerima laporan resmi dari pihak pengelola Gelanggang Remaja terkait kehilangan dan kerusakan yang diduga telah dilaporkan ke Polresta Pekanbaru.
"Soal laporan kehilangan tersebut kita sudah dengar. Namun pihak gedung belum menyampaikannya ke kita," ucap Akmal.
Menurutnya, permasalahan kehilangan ini belumlah memiliki kepastian. Namun jika pengelola gedung melaporkannya, pihaknya berjanji akan melakukan investigasi, bahkan siap mengganti kerugian, yang disebut-sebut mencapai ratusan juta rupiah.
"Jangan dibesar-besarkan dulu, yang nantinya bisa merusak citra kami (HMI). Ini belum pasti, karena pengelola belum lapor ke kami," bebernya.
Lalu, terkait permasalahan delapan orang peserta kongres yang diamankan polisi beberapa hari lalu lantaran kedapatan membawa berbagai jenis senjata tajam, Akmal memastikan akan memprosesnya secara internal.
"Pasti kami proses secara internal. Kami akan kaji, sejauh mana tingkat pelanggarannya. Kita juga akan berkoordinasi dengan kepolisian," tandasnya.
Terlepas dari banyaknya masalah yang timbul selama beberapa hari kongres dilangsungkan, Akmal tetap berkeyakinan bahwa selanjutnya, akan jauh lebih kondusif. "Walau sejak awal terjadi hal-hal yang tak diinginkan, kita optimis semuanya akan kondusif. Kita terus melakukan evaluasi, dimana letak masalahnya," tutupnya.(dod)