PEKANBARU (HR)-Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam menyatakan siap diaudit terkait penggunaan dana dalam penyelenggaraan Kongres XXIX HMI di Pekanbaru. Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab dalam penggunaan bantuan pendanaan yang datang dari berbagai sumber.
Langkah ini sekaligus merupakan bentuk komitmen lembaga pengkaderan mahasiswa muslim ini, dalam menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas pulbik.
HMI
Menurut Ketua Umum PB HMI, Arif Rosyid, pihaknya telah menandatangani kontrak kerja sama audit keuangan dengan Kantor Akuntan Publik Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan. Penandatanganan itu telah dilakukan pada 20 November lalu.
“Kami yakin audit ini akan menciptakan budaya baru bagi organisasi kepemudaan, khususnya HMI yang bernafaskan Islam, untuk membangun nilai integritas pada seluruh kadernya,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar ini, di sela-sela Kongres XXIX HMI di Pekanbaru, Selasa (24/11/2015).
Dikatakan, HMI tidak ragu menjalani proses audit yang dilakukan pihak independen dan kompeten untuk mengevaluasi bukti dan laporan keuangan kongres sesuai dengan kaidah manajemen keuangan.
“Audit ini akan menentukan dan melaporkan kesesuaian antara proses yang telah kami jalankan dengan laporan pembuktiannya. Ini tekad kami dan tanggung jawab kami meskipun sebagian besar dana yang dibutuhkan belum cair hingga saat ini,” tutur Arief.
Seperti diketahui, berbagai pihak ikut mendukung terselenggaranya Kongres HMI kali ini. Selain dari pemerintah pusat, ajang ini juga mendapat bantuan dana dari APBD P Riau tahun 2015 sebesar Rp3 miliar.
Terkait pelaksanaan kongres, Arif mengatakan, pihaknya ingin bersinergi dengan masyarakat Riau. "Salah satu pembahasan penting dari agenda kongres sebentar yaitu mendorong pemerintah untuk menindak tegas perusahaan pembakar hutan," ujarnya.
Tolak Penggunaan APBD P
Terpisah, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Riau menyatakan penolakan terkait penggunaan APBD P Riau, dalam kongres tersebut. Sikap resmi penolakan penggunaan anggaran itu diwujudkan dengan menyurati secara resmi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau dan DPRD Riau.
"Plt Gubernur telah kita sampaikan pernyataan resmi penolakan anggaran tersebut. DPRD Riau, rencananya besok (hari ini,red). Akan kita serahkan secara resmi penolakannya," ungkap juru bicara BEM se-Riau, Pirka Maulana.
Pihaknya menilai, anggaran yang besar tersebut tidak berbanding lurus dengan apa yang diterima Riau dari perhelatan dua tahunan tersebut. Pirka menegaskan pihaknya juga akan menyampaikan nota keberatan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menolak melakukan verifikasi atas alokasi anggaran tersebut dalam APBD P Riau tahun 2015.
"Kami akan rencanakan mengutus perwakilan menyampaikan ini kepada Mendagri, Tjahjo Kumolo di Jakarta dalam waktu dekat," ujarnya.
Seperti diketahui, perhelatan Kongres HMI yang berlangsung sejak Minggu (22/11) kemarin, sempat dicemari ulah sejumlah oknum yang akhirnya menimbulkan reaksi di tengah masyarakat Kota Pekanbaru.
Kelakuan peserta kongres yang belakangan dikenal dengan Rombongan Liar alias Romli ini, dengan membuat onar, juga menjadi catatan serius BEM Se-Riau. Menurut Pirka, aksi tak terpuji seperti itu tidak seharusnya dilakukan di negeri orang. Sebagai tamu seharusnya menjunjung tinggi norma-norma dan tata krama, bukan membuat kegaduhan.
"Sebagai tuan rumah Kongres HMI XXIX, kami mendukung penuh. Belakangan kami menilai ini (keributan yang dilakukan oknum HMI,red) sudah melangkahi etika," lanjutnya.
Dikeroyok
Sementara itu, Irfahn Hajir Suhair (20), salah seorang massa penggembira Kongres HMI asal Makassar, menjadi korban aksi pengeroyokan enam orang pria tak dikenal. Peristiwa itu terjadi tak jauh dari asrama Brimob di Jalan Durian, Senin (23/11) malam. Akibatnya, pelipisnya mengalami luka dan bibirnya membengkak.
Saat melaporkan peristiwa itu ke Polresta Pekanbaru, Irfan menuturkan, malam itu ia sempat keluar dari mess sementara peserta HMI di asrama Brimob, untuk membeli pulsa.
Saat dalam perjlanan pulang, ia dihadang enam orang pria yang menanyakan asal daerahnya. Ketika mengaku datang dari Makassar, keenam pria tak dikenal itu langsung mengeroyoknya.
Setelah itu, mereka bergegas kabur meninggalkan lokasi kejadian, yang hanya berjarak beberapa meter dari gerbang asrama Brimob.
"Kita sudah menerima laporan dari korban, dan polisi masih melakukan penyelidikan terhadap para pengeroyok ini. Untuk motif (penganiayaan,red) belum bisa kita pastikan. Kita masih kembangkan lagi," terang Wakapolresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono. (dod, rls, grc)