BAGANSIAPIAPI (HR)-Kebutuhan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat membuat orang memilih luar negeri sebagi tempat berobat. Hal ini menandakan belum maksimalnya pelayanan kesehtan di Repubkik Indonesia.
Hal itu ditegaskan Asisten IV Sekretariat Ddaerah Rohil, Hj Dahniar, usai membuka acara Seminar Kesehatan dalam rangka peningkatan pengetahuan perawat di Hotel Mahera, Bagansiapiapi, Senin (23/11).
"Untuk Riau saja, saya baca sekitar US$3.000 uang kita habiskan untuk berobat keluar negeri. Tempat yang dituju adalah Negara Malaysia dan Singapura," kata Dahniar.
Ia menilai, hal ini karena masyarakat ingin pengobatan yang maksimal dari tenaga kesehatan dan luar negeri masih menjadi pilihan utama. Kondisi ini menurutnya, tak bisa dibiarkan. Para pelaku kesehatan harus berbuat cepat, sehingga tak ada lagi orang yang berobat ke luar negeri. "Ini malahan tenaga kesehatan, seperti dokter kita juga berobatnya ke luar negeri," kata Dahniar.
Ia juga menekanakan, salah satu unsur pelayanan kesehatan adalah Perawat yang langsung melakukan perawatan terhadap pasein. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014, jelas sekali tugas dan syarat Perawat yang harus dipenuhi. "Kalau sekarang banyak perawat yang melebihi tugasnya. Kadanng tugas dokter juga dijalankan perawat karena keterbatasan tenaga dokter," katanya.
Pelayanan menjadi harga mati, apabila kebutuhan akan kesehatan masyarakat terpenuhi, maka rumah sakit dalam negeri akan menjadi idaman. Ia juga menegaskan, terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas sebagai pelayanan tingkat pratama yang harus lebih diintensifkan. "Saat ini rumah sakit ramai. Padahal sebenarnya bisa dilakukan di Puskesmas. Kembali lagi apakah pelayanan kesehatan sudah menunjukkan pelayan yang baik," katanya.
Akibatnya, kini Rumah Sakit yang seharusnya merawat orang sakit yang urgent menjadi Puskesmas Besar.
Bahkan orang pilek, Posyandu kini langsung datang ke rumah sakit. Perbaikan pelayanan kesehatan haruslah dimulai mulai dari atas hingga bawah. Apabila dibiarkan, maka Indonesia tak akan maju. "Peralatan sama.
Tempat dan bentuk ruangan sama. tapi belum dimaksimalkan dengan diikuti Sumber Daya Manusia yang memadai," katanya.
Salah satu langkahnya adalah bagi Perawat yang masih D3 harus meningkatkan ilmu minial S1. Hal ini juga yag sedang digencarkan Pemkab Rohil. Apalagi saat ini sudah dibentuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang menjadi wadah para perawat untuk menyampikan aspirasi serta wadah diskusi.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Rohil, HM Junaidi Saleh, mengatakan, seminar ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada saluruh perawat di Rohil untuk lebih memahami tugas, seta meningkatkan pelayanan. "Kita minta semua perawat aktif, memiliki keterampilan serta menjadi perawat yang benar menjalankan tugas dan fungsinya," kata Junaidi.(adv/humas)