SELATPANJANG (HR)- Tiga jenis stik untuk pemeriksaan darah di laboratorium Puskesmas Selatpanjang, hingga saat ini masih kosong. Kekosongan terjadi sejak akhir Oktober lalu.
Setelah ditelusuri dimana letak permasalahannya, ternyata rencana penyediaan BHP (barang habis pakai) di Puskesmas tersebut terutama untuk kebutuhan stik diadakan cukup minim yang dianggarkan selama satu tahun itu.
Kadang tibanya kebutuhan itu juga sudah hampir masa berlakunya, sehingga saat dilakukan permintaan ke UPT Intalasi Farmasi Kesehatan, diperoleh jawaban BHP-nya sudah habis masa berlakunya.
"Ketersediaan BHP tidak sebanding antara ketersediaan dan kebutuhan ril untuk setiap bulannya. Akhirnya sempat terjadi kekosongan. Kita bisa melayani permintaan masyarakat yang akan memeriksa gula darah, asam urat dan kolosterol itu setelah stik itu masuk kembali,” ujar Dr Joko, Kepala UPTD Kesehatan- Puskesmas Selatpanjang, Jumat (20/11).
Joko mengakui, kebutuhan Puskesmas tersebut cukup banyak dalam pemakaian satu bulan. Sementara yang mereka terima untuk kebutuhan bulannya hanya beberapa botol saja.
Kebutuhan stik untuk 3 jenis pemeriksaan darah itu untuk kebutuhan satu bulan minimal 11 hingga 15 botol. Selama ini UPTD menerima hanya sekitar 8 botol saja setiap bulannya.
“Pemakaian setiap bulan memang tidak bisa merata, namun ada juga saat-saat tertentu dimana pemakaian itu melebihi dari persediaan yang ada. Seperti pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para calon jemaah haji, dan lain sebagainya.
Untuk itu kami berharap ke depan agar pengadaan BHP tersebut bisa dianggarkan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan. Sehingga pelayanan di laboratorium tersebut bisa dilakukan kapan dibutuhkan,” katanya.
Diakui Joko, jika dirata-ratakan jumlah kunjungan pasien setiap hari di Puskesmas Selatpanjang bervariasi antara 80- bahkan hingga 120 orang perhari. Sepuluh persennya kadang harus melakukan pemeriksaan labor.
"Jadi kalau rata-rata 10 orang saja setiap hari melakukan pemeriksaan di labor, maka jika dikalikan satu bulan dan selama satu tahun itu sudah berapa banyak stik yang dibutuhkan,” ujar Joko.
Puskesmas hanya memberikan pelayanan sesuai ketersediaan bahan yang ada. Para petugas, katanya, senantiasa berharap agar kebutuhan tersebut bisa terpenuhi sehingga pelayanan berjalan dengan baik.
Kepala UPT Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Antoni mengakui pihaknya hanya sebagai penerima, penyimpan dan pendistribusi saja terhadap kebutuhan untuk 9 Puskesmas yang ada di Meranti.
Diakuinya seperti BHP stik gula darah yang mereka terima hanya 200-an botol saja, itu untuk anggaran selama satu tahun. Jumlah itu dibagi untuk seluruh Puskesmas.
Demikian juga stik kolesterol 269 botol maupun asam urat sebanyak 200 botol. "Kami juga hingga saat ini belum menerima kebutuhan obat dan bhp untuk pemakaian tahun 2015,” sebutnya singkat.(jos)