PEKANBARU (HR)-Aktivis Gerakan Rakyat Kampar, kembali menggelar demonstrasi ke Kejati Riau, menuntut agar Kejaksaan serius mengusut dugaan korupsi di Kabupaten Kampar. Dalam aksinya, para aktivis membawa 'kado' berupa pakaian dalam wanita dan digantung di pagar Kejati Riau.
Kado yang dibawa tersebut melambangkan kekecewaan mereka terhadap pengananan perkara dugaan korupsi yang terjadi di Bumi Serambi Mekah-nya Riau tersebut.
Selain membawa kado spesial untuk Korps Adhyaksa Riau ini, aktivis Gerak yang saat itu berjumlah delapan orang tersebut juga meneteskan darah di teras Gedung Kejati Riau. "Darah ini bentuk keseriusan kami mengawal proses hukum korupsi di Kabupaten Kampar.
Dugaan korupsi P4S dan jalan-jalan ke Eropa. Tiga kali Kajati Riau berganti, tidak juga ada keseriusan lembaga ini," teriak Rahmat Yani, selaku Koordinator Umum (Kordum) Gerak dalam orasinya, Kamis (19/11).
Dalam aksinya, mereka juga sempat 'adu mulut' dengan Asisten Pidana Khusus (As Pidsus) Kejati Riau Amril Rigo, yang menemui mereka di depan teras Kejati. Amril terlihat geram saat saat pendemo menendang bra ke arahnya di teras Kantor Kejati Riau. "Hargai saya. kau pikir aku takut sama kalian. Kurang ajar kalian. Saya mau bicara dengan baik," tegas Amril kepada demonstran.
Demonstran akhirnya meminta maaf atas perbuatan mereka tersebut. "Saya atas nama Gerak meminta maaf bang," jawab Rahmat. Dalam penjelasannya, Amril Rigo mengatakan jika proses penyelidikan atas kasus ini sedang dilakukan oleh penyelidik Kejagung RI. Proses penegakkan hukum tegasnya tengah berlangsung dengan dilakukannya pemeriksaan tersebut.
"Dari 24 orang dipanggil, Selasa (17/11), dipanggil 5 (orang) yang datang 3 (orang). Rabu (18/11), panggil 9 orang, datang cuma 1 orang. Hari ini dipanggil 11 orang tidak ada yang datang," terang Amril.
Amril juga menegaskan proses penyelidikan sebelumnya juga telah dilakukan di Kejagung, Jakarta. Disana sejumlah pihak telah dimintai keterangan, termasuk seorang anak Bupati Kampar Jefri Noer. Ardo (Rahmad Jevary Juniardo, anak Jefri Noer,red) sudah diperiksa sekali di Kejagung. Perkembangan selanjutnya ada," tukas Amril.
Usai menggelar aksi demonstrasi, aktivis Gerak kemudian membubarkan diri dengan tertib di bawah pengawalan aparat kepolisian. Seperti diketahui, Kejagung telah mengambil alih kasus dugaan korupsi pada progam P4S Karya Nyata di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu. Hal tersebut diketahui setelah beberapa orang perwakilan Kejagung berkunjung ke Kejaksaan Negeri Bangkinang pada pertengahan Mei 2015 lalu.
Selain kasus dugaan korupsi dalam pengadaan lahan P4S Kubang Jaya, dugaan penyelewengan anggaran dalam kegiatan pengadaan hewan ternak sapi dan mesin jahit juga turut diminta untuk diselidiki. ***