JAKARTA (HR)-Presiden Joko Widodo (Jokowi) prihatin dengan komentar-komentar di media sosial yang terkadang melupakan sopan santun dan nilai-nilai kemasyarakatan.
“Seperti di media online, di berita biasa saja, tapi di komentar, kata-katanya dipertanyakan apakah ini orang Indonesia, kok bisa seperti ini? karena tidak sekolah di PR (public relations, red) mungkin,” kata Presiden Jokowi ketika membuka Konvensi Humas Nasional di Istana Negara Jakarta, Rabu (18/11).
Presiden mengaku terus mengikuti topik terkini yang muncul di media sosial termasuk informasi yang menyebutkan ujaran “papa minta pulsa” sudah berganti menjadi “papa minta saham”.
Presiden juga mengajak masyarakat menghormati proses pada Majelis Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (MKD) terkait kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, namun Presiden Jokowi juga menegaskan dia memang mengikuti semua isu di media sosial, termasuk ungkapan “papa minta saham”.
“Saya sampaikan kita harus hormati proses di MKD,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengaku terus mengikuti perkembangan isu-isu terkini di media sosial termasuk ungkapan “papa minta pulsa” sudah berubah “papa minta saham”. “Itu trending topic, saya hanya baca saja,” kata Presiden Jokowi.
Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan politikus yang mencatut nama Presiden dan Wapres dalam upaya perpanjangan kontrak perusahaan AS itu. Sudirman memastikan politikus itu telah beberapa kali memanggil dan bertemu dengan pimpinan perusahaan tambang itu.
Politikus itu menjanjikan satu cara penyelesaian kelanjutan kontrak perusahaan tambang itu. Politikus itu kemudian meminta perusahaan tambang itu memberikan saham yang rencananya akan diberikan kepada presiden dan wapres.
Tagar Papa Minta Saham
Tagar ini berawal dari sebuah meme yang dikicaukan oleh akun @dagadgetboi dengan tulisan “Mama Minta Pulsa, Papa Minta Saham”, yang merujuk pada kasus penangkapan sindikat penipuan pulsa ponsel pada awal November lalu.
“Konon kabarnya si #PapaMintaSaham ini selalu lolos dari banyak kasus hukum karena punya sembilan nyawa, enggak tau deh sekarang masih bisa lolos gak,” kicau @yudapanjaitan.
Tagar ini populer dan sudah digunakan lebih dari 10.000 kali. Namun sejauh ini belum ada keputusan apapun terkait kasus tersebut, namun banyak pengguna mengungkapkan kekecewaan terhadap DPR dan menuntut lembaga negara itu dibubarkan.
Sebuah petisi online yang ditandatangani ribuan orang menuntut pemecatan Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov) terkait dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi untuk meminta saham Freeport. Kasus dugaan pencatutan terkuak dari laporan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), namun Setnov membantah melakukannya.
Setnov dalam petisi tersebut dianggap melakukan “penyalahgunaan kekuasaan legislatif, memanipulasi informasi, dan pencemaran nama baik.”
Petisi yang dibuat oleh A Setiawan Abadi di situs change.org ini ditujukan kepada MKD, kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Petisi telah ditandatangani lebih dari puluhan ribu.
Berita tentang kasus pencatutan nama presiden ini mendapat reaksi cukup besar di media sosial. Beberapa berkomentar keras namun, sebuah tagar lelucon #PapaMintaSaham menjadi dominan dan populer di Twitter. “Bongkar sindikat #PapaMintaSaham yang mencatut nama Jokowi JK,” kata @ulinyusron.(ant/rio)