BENGKALIS (HR)-Aliansi masyarakat Bengkalis-Bantan Tolak PT RRL, mengaku mendapat informasi, diduga saat ini sejumlah alat berat PT Rokan Rimba Lestari berada di hutan desa Pematang Duku dan di beberap titik lainnya. Jika hal itu benar, maka pernyataan Direktur PT RRL, Samuel bahwa mereka mempending seluruh aktifitas ternyata bohong.
Dugaan adanya sejumlah alat berat berada di hutan desa Pematang Duku terungkap saat digelar pertemuan antara Aliansi Masyarakat Bengkalis-Bantan Tolak PT RRL dengan Pimpinan DPRD dan sejumlah anggota, Selasa (17/11).
Seperti dituturkan Eko Pambudi, perwakilan masyarakat desa Pematang Duku Timur bahwa diduga empat unit alat berat milik PT RRL sudah masuk di kawasan hutan desa Pamatang Duku. Sebelumnya, pihak perusahaan meminta izin dengan masyarakat desa Kelamantan ingin memarkirkan alat berat di desa tersebut.
“Tapi kemudian ada dugaan alat berat tersebut sudah masuk ke dalam hutan karena tidak ditemukan lag di lokasi semula. Kalau ini memang benar, kita sangat sayangkan apa yang menjadi komitmen PT RRL sebelumnya, bahwa mereka tidak akan beraktifits sebelum persoalan selesai,” papar Eko.
Tidak hanya meluahkan kekesalan kepada PT RRL, Eko juga menyayangkan ketidaktegasan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkalis, karena tidak bisa bersikap tegas dalam persoalan ini. “Sebelumnya Dishut juga sudah meminta kepada PT RRL agar jangan beroperasi dulu, nyatanya kok seperti ini,” kesal Eko.
Terpisah Humas PT RRL, Abdul Hadi saat dihubungi mengatakan, dirinya memastikan untuk di blok 2, (Bantan dan sekitarnya) belum ada aktivitas apapun, apalagi sampai masuk alat berat. Saat ini untuk blok 2 baru atau masih tahap sosialisasi.
“Kalau untuk blok 2 saya jamin tak ada pak, belum ada aktifitas selain sosialisasi. Tapi kalau di blok 1 bisa saja, karena di blok 1 sudah lama beroperasi dan saya kira kalaupun ada alat berat yang masuk ke sana tak masalah,” ujar Abdul Hadi.(man)