Jakarta (HR)-Nilai tukar rupiah dalam penutupan transaksi antarbank di Jakarta, Senin (16/11) sore melemah 12 poin menjadi Rp13.697 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.685 per dolar Amerika Serikat.
"Sentimen eksternal yang negatif menjadi salah satu faktor mata uang rupiah mengalami tekanan, salah satunya mengenai teror di Paris," ujar Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova, di Jakarta, Senin (16/11).
Menurut dia, di tengah kondisi ekonomi global yang melambat ditambah aksi teror di Paris, ibu kota Prancis, membuat pelaku pasar keuangan cenderung mengalihkan aset-asetnya untuk masuk ke dalam kategori berisiko terendah (safe haven), salah satunya dolar AS.
Selain itu, pelaku pasar juga sedang menanti rilis rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) periode Oktober 2015. Hasil rapat itu akan dicermati pasar terutama mengenai prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) pada Desember 2015.
Sentimen dari dalam negeri, Rully Nova menambahkan, data neraca perdagangan Indonesia yang dirilis pada Senin ini (16/11) mencatatkan surplus belum mampu mengangkat nilai tukar rupiah untuk bergerak ke area positif.
"Namun, sentimen positif dari dalam negeri itu cukup mampu menahan tekanan rupiah lebih dalam, pelamahan rupiah pada awal pekan ini masih cenderung terbatas," katanya.(ant/mel)