PEKANBARU (HR)- Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean di awal tahun 2016 mendatang, Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Roem Diani Dewi, mendorong agar pelaku usaha kecil dan menengah meningkatkan mutu produk dan sumber daya manusia.
Hal ini supaya produk unggulan daerah punya nilai jual baik secara nasional maupun internasional. "Riau, khususnya Kota Pekanbaru memiliki segudang produk unggulan yang khas. Dari segi pangan, Pekanbaru memiliki makanan khas asli seperti lempuk, keripik nenas, kue bangkit dan sebagainya. Sementara itu, dari segi industri, Bumi Lancang Kuning punya kain songket Melayu yang bisa bersaing di bangsa pasar bebas," ungkap Roem, saat berbincang dengan wartawan Kamis (12/11).
"Dalam menghadapi MEA, selain meningkatkan mutu produk juga diperlukan pengambangan kreativitas dan peningkatan pembinaan terhadap pelaku UKM," sambungnya.
Roem mengatakan, agar produk daerah bisa tembus ke pasar internasional, produk tersebut harus dikemas dalam kemasan yang menarik, higienis, serta berlabel halal sehingga bisa diekspor ke negara lain, terutama negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia dan produk tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
"Semisal Malaysia, mereka memilki makanan ringan kue keladi yang bisa masuk bangsa pasar Indonesia. Padahal, Indonesia juga memilki penghasil talas di Bogor. Dan itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produk andalan dalam menghadapi MEA," paparnya mencontohkan.
Ditambahkan Dewi lagi, DPRD Kota Pekanbaru dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sejatinya memiliki wacana untuk membangun "Rumah Kemasan" untuk pelaku UKM dan pembinaan peningkatan mutu produk di tingkat kelurahan. "Harus kreatif dan segera persiapkan, karena kita memiliki potensi yang bagus,"imbuhnya. (ben)