KUNTO DARUSSALAM(HR)-Meski stok bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang beroperasi di Kotalama belakangan ini cepat habis alias kosong, namun pihak SPBU mengutamakan pembeli pakai jerigean. Demikian disampaikan,salah seorang sopir angkutan umum, Selasa (10/11).
Disampaikannya, pihak SPBU tetap melayani pembeli menggunakan jerigen yang sudah dibatasi dengan kartu kendali. Tidak hanya menggunakan mobil, sebagian warga menggunakan becak bermotor untuk mengangkut jerigen yang berisi minyak subsidi tersebut.
Parahnya lagi, setelah mereka mendapatkan BBM dengan jumlah ratusan liter, lalu dibawa entah ke mana. Kemudian mereka kembali lagi dengan jerigen kosong dalam jumlah yang sama.
Selain itu, saat petugas SPBU melakukan pengisian BBM ke jerigen, petugas keamanan seperti polisi atau Satpol PP tidak ada di lokasi. Sehingga pembeli yang menggunakan jerigen leluasa melakukan transaksi.
Kondisi itu membuat para supir angkutan umum mengeluh. "Kita heran melihat ulah pihak SPBU. Sudah tahu BBM langka, tapi malah melayani pembelian dalam bentuk jerigen," kata Basri.
Menurut Basri, pihak SPBU terkesan lebih mengutamakan pembeli yang menggunakan jerigen dibanding pembeli berkendaraan. "Kita sudah mengantre di sini sejak tadi. Namun mereka lebih mengutamakan konsumen yang membeli BBM pakai jerigen. Ada apa ini," kesalnya.
Untuk itu warga berharap pihak terkait dapat segera menertibkan sistem distribusi BBM tersebut. "Jujur, sebagai konsumen saya merasa dirugikan. Karenanya kita berharap kepolisian dan Pemkab Rohul melakukan pengawasan dan meningkatkan pemantauan di SPBU agar tidak sempat terjadi pelanggaran sistem penjualan BBM," ucapnya.
Di tempat yang sama, Risky, seorang pengendara sepeda motor juga mengeluhkan SPBU Kotalama yang terkesan mengabaikan pengguna sepeda motor seperti dirinya. Tidak hanya menunggu antrean yang di depan, ia bahkan harus rela menunggu selesainya pengisian BBM subsidi kepada pembeli yang menggunakan jerigen.
"Kita berharap agar dinas terkait untuk menindak SPBU yang mengutamakan mengisi BBM subsidi ini. Selain penggunaannya tidak jelas kemana, kita juga terhalangi untuk mendapatkan BBM subsidi teraebut. Kadang-kadang kita mau cepat, tapi karena banyaknya jerigen yang dilayani akhirnya kita terpaksa menunggu lama," celoteh Risky. (yus)