JAKARTA (HR)-Sekitar 500-an warga Jabodetabek asal Minang, dengan antusias menumpahkan harapan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur Muslim Kasim-Fauzi Bahar untuk dapat melakukan perubahan di Sumatera Barat, lima tahun ke depan.
"Sudah banyak yang bagalemak peak Pak. Mamak indak lai didanga, urang tuo indak diacuahkan, anak mudo lah bak kato anak mudo, pasa-pasa kotor, surau awak langang. Baa ko pak. Bapak kami harapkan bisa mengubah keadaan itu," kata Lely asal Bukittinggi yang mengaku mulai prihatin melihat kondisi Sumatera Barat.
Pernyataan itu disampaikannya dalam acara dialog interaktif dengan pasangan calon Gubernur Sumatera Barat nomor urut 1 Muslim Kasim-Fauzi Bahar, di Restoran Sari Minang, Jakarta, Minggu (8/11) kemarin.
Dengan lantang ia menambahkan, kehidupan ekonomi masyarakat saat ini makin jauh menurun. Makin banyak urang awak jatuh 'bansaik', ini perlu seorang pemimpin yang visioner dan mampu menggerakkan ekonomi di kampung halaman.
"Pak Muslim dan Pak Fauzi diyakini bisa menjawab tantangan itu," kata dia dalam logat Minang.
Sejumlah perantau lainnya juga mengatakan perlu perubahan kepemimpinan agar Sumatera Barat nan alah taicia jauah bisa kembali dibangkitkan.
Amri Azis selaku ketua penyelenggara acara, menegaskan bahwa perubahan kepemimpinan di Minangkabau memang sudah perlu dilakukan mengingat selama lima tahun belakang telah menyebabkan provinsi ini terjerembab menjadi provinsi ranking 8 dari 10 provinsi di Sumatera dan ranking 20 di Indononesia.
Malah, Andrizal, salah seorang pengurus di DPP Partai Demokrat yang ikut hadir, menyebutkan bahwa IPM Sumbar berada di urutan 30 dari 33 provinsi. "Inilah salah satu hal yang mendasari Partai Demokrat mendukung Pak Muslim dan Fauzi Bahar menjadi calon gubernur dan wakil gubernur di Ranah Minang," kata dia.
Mantan Ketua Komisi Kejaksaan RI, Halius Hosen, yang ikut menyampaikan testimoninya, menegaskan bahwa keberhasilan suatu pemerintahan, 70 persen ditentukan oleh dukungan dan partisipasi masyarakat.
Turunnya prestasi dan kondisi Sumatera Barat belakangan ini adalah karena tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat. "Itu adalah karena sikap kepemimpinan selama ini yang lemah," kata Halius.
Untuk itu, Halius haqul yakin bahwa pasangan calon gubernur/wakil gubernur MK-Fauzi akan menjadi pilihan rakyat yang menginginkan terjadinya perubahan tersebut. Ia menambahkan, hanya pemimpin yang lahir dan besar di Sumbar lah yang tahu ereng jo gendeng, tahu jo alua jo patuik. "Bagaimana kita berharap dengan pemimpin yang berbahasa Minang saja susah," tegasnya.
Cukup Puas
Sejumlah perantau yang ikut sharing pendapat tentang Sumbar ke depan, mengaku cukup puas dengan visi dan misi yang disampaikan MK-Fauzi yang akan menerapkan pola kepemimpinan tigo tungku sajarangan di Ranah Minang untuk mengembalikan marwah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS-SBK).
"Bila kami terpilih jadi pemimpin di Sumatera Barat lewat Pilkada serentak 9 Desember nanti, kami akan kembalikan pola kepemimpinan tigo tungku sajarangan yang terbukti pernah mengharumkan Sumatera Barat," kata Muslim yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.
Dalam kepemimpinannya nanti, Muslim juga akan menghadirkan komite pituo yang diisi tokoh-tokoh ranah dan rantau, sehingga partisipasi masyarakat bisa ditumbuhkan dalam membangun Ranah Minang yang lebih baik.
Cukup banyak perantau yang menyampaikan pendapat dan menyoroti berbagai permasalahan yang terjadi di Sumbar, seperti pengangguran terbuka, masalah pendidikan, goyahnya kehidupan sosial yang bersendi agama dan adat.
Di antara mereka yang ikut menyoroti dan menyampaikan harapan kepada MK-Fauzi adalah mantan birokrat di BAKN Masni Rani yang mengingatkan bahwa PNS di Sumbar harus ditingkatkan kapasitasnya.
Hadir juga dalam pertemuan itu Wakil Ketua DPRD DKI yang juga akan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI, H. Lulung, Ketua Umum PKDP Suhatmansyah Is, Mantan Ketua PDIP Sumbar DP Datuk Labuan, Fungsionaris Partai Golkar, H. Darul Siska, , mantan Kapolda Sumbar H. Dasrul Lamsudin, Ketua Umum Gebu Minang Ermansyah Jamin, H. Sagi dan sejumlah tokoh Minang lainnya. (rel/sal)