SOLSEL (HR)-Hujan deras yang melanda Solok Selatan, Sumatera Barat, menyebabkan sedikitnya 500 rumah warga terendam banjir. Peristiwa itu terjadi di Kampung Palak, Kampung Tarandam dan Lawe, Kecamatan Sungai Pagu, Sabtu (7/11) malam hingga Minggu dini hari.
"Banjir di Kampung Palak dan Kampung Terendam akibat luapan Sungai Batang Suliti. Sungai ini sering meluap setiap tahun. Banjir mulai terjadi sekitar pukul 23.00 WIB dan mulai susut sekitar pukul 02.00 WIB. Tidak ada korban jiwa namun kerugian mencapai
miliaran rupiah dan saat ini sudah kering," dikatakan Kepala BPBD Solsel, Editorial, Minggu kemarin.
Ditambahkannya, sejumlah warga di Kampung Palak dan Kampung Tarandam sempat diungsikan. Sementara banjir di Lawe, sebutnya, akibat meluapnya Sungai Batang Lawe. "Di Lawe ada sekitar 1.500 jiwa terdampak langsung. Masyarakat kini sedang membersihkan rumahnya dari lumpur," lanjutnya.
Selain menyebabkan banjir, kuatnya arus juga menyebabkan beberapa tebing sungai longsor seperti di Batang Lawe, Sipotu dan Batang Lolo. "Ada sekitar 10 titik tebing sungai longsor. Total panjang mencapai 200 meter," katanya.
Jalan sepanjang lebih kurang 20 meter di Mudiak Lawe, juga putus akibat dikikis arus Sungai Batang Lawe. "Akibatnya kendaraan roda empat tidak bisa lewat jalan itu. Luapan dari anak-anak sungai tersebut, juga merendam persawahan masyarakat, seperti di daerah Rawang dan Batang Labuah," tambahnya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Solsel, Armen Syahjohan, mengimbau pemerintah setempat untuk mengeruk sedimen Sungai Batang Lawe serta penuntasan pembebasan lahan pelebaran Sungai Batang Suliti.
"Akibat luapan sungai Batang Lawe yang terjadi Minggu dini hari akibat adanya sedimentasi," ujarnya, ketika meninjau lokasi banjir dan longsor.
Dikatakan, terdapat material yang menumpuk di hulu Sungai Batang Lawe. "Ketika saya lihat melalui 'Google Maps' ada penumpukan sedimen di hulu Batang Lawe. Jika tidak dilakukan pengerukan, maka banjir akan menjadi langganan karena terjadi pendangkalan dari sedimen tersebut terus terbawa air," tambah politikus Gerindra itu.
Ditambahkan, bahwa sedikitnya pengerukan Batang Lawe dua tahun sekali. Selain itu, yang menjadi "pekerjaan rumah" kepala daerah yang akan terpilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini adalah pembebasan lahan untuk pelebaran Sungai Batang Suliti di pertemuan dengan Sungai Batang Bangko.
"Banjir meluapnya Sungai Batang Suliti ini hampir terjadi setiap tahun dan merendam permukiman rumah yang ada di sekitarnya, seperti Kampung Tarandam dan Kampung Palak," tandasnya.
Sementara banjir yang terjadi pada Minggu dini hari yang meredam kedua jorong (dusun) itu, katanya, disebabkan akibat air Sungai Batang Suliti yang tertahan oleh derasnya arus Batang Bangko.
"Karena pertemuan antara Sungai Batang Suliti dan Batang Bangko itu berbentuk huruf T, sehingga air Batang Suliti tertahan dan meluap. Solusinya adalah pelebaran sungai," tandasnya.
Dikatakan Armen Syahjohan, bahwa hujan lebat yang melanda pada Sabtu (7/11) malam hingga Minggu dini hari menyebabkan sejumlah kerusakan, seperti tanggul jebol di Batang Labuah Nagari Pasar Muala Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, sehingga menyebabkan persawahan masyarakat terendam arus serta material seperti lumpur, pasir dan bebatuan.
Kemudian, tanggul longsor di Mudiak Lolo akibat terjangan Sungai Batang Lolo, jalan terban sekitar 20 meter akibat terkikis arus Sungai Batang Lawe di Mudiak Lawe yang menyebabkan kendaraan roda empat tidak bisa lewat.
"Dan ada jalan terban di depan SMPN 19 Solsel," ujarnya. Kemudian, di sejumlah titik juga terlihat tanggul-tanggul yang ambrol karena tak kuat dihantam terjangan arus sungai. "Saya berharap, pengerjaan proyek rehabilitasi ini jangan menjadi proyek seumur hidup. Harus selesai sekali bangun," harapnya.
Diminta kepada masyarakat ikut mengawasi proyek-proyek pemerintah. "Jika ada yang janggal bisa langsung laporkan ke instansi terkait atau melalui anggota DPRD," pintanya. (h/jef)