TEMBILAHAN (HR)-Dibalik runtuhnya Jembatan Reteh di Kecamatan Keritang, ternyata selama ini perawatan ruas jembatan dilakukan dengan cara swadaya masyarakat setempat.
"Selama ini jembatan reteh dirawat oleh masyarakat dengan cara swadaya," ungkap Camat Keritang Ridwan, Sabtu (31/10). Selain itu dikatakan, tak hanya Jembatan Reteh, ternyata masyarakat Keritang juga dengan cara swadaya memperbaiki dua ruas jembatan yang juga mengalami rusak parah, yakni jembatan Parit Tambak dan Parit Nangka yang jaraknya tak berjauhan dari jembatan yang ambruk tersebut.
Dikatakan Camat, sebenarnya proposal perbaikan beberapa ruas jembatan yang sudah lama rusak di Kecamatan Keritang telah lama diajukan ke provinsi, namun selama ini belum ada respon.
Sementara itu, Maizer Kepala Bidang (Kabid) Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Riau, Jumat (30/10), saat tinjauannya ke Kecamatan Keritang mengungkapkan, sebenarnya anggaran perawatan jembatan yang memang menjadi tangung jawab Provinsi Riau tentu ada, dan diakuinya ruas jembatan di Kecamatan Keritang lepas dari pengawasan pihaknya.
"Itulah yang mungkin kita khilaf, karena banyaknya ruas jembatan, mungkin ada yang kurang terpantau karena jauh, nanti kita akan cek semua," katanya.
Terkait dua jembatan, yakni Parit Tambak dan Parit Nangka yang juga mengalami rusak parah, diterangkan pihaknya akan melakukan pengecekan Design Engineering Detail (DED), apakah sudah ada di Provinsi.
"Karena dalam membangun jembatan, harus sudah ada DED-nya, kalau tidak ada kucuran, dana tidak bisa dilakukan," pungkasnya. (dan)