Produksi PT PB Diminta tak Dibawa Keluar

Ahad, 01 November 2015 - 21:08 WIB
Ilustrasi

SELATPANJANG (HR)- Masyarakat Kepulauan Meranti belakangan ini mengalami kekurangan bahan kayu.

 Papan untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan galangan kapal serta bahan perabot lainnya.

Kalau sepuluh tahun lalu, potensi kayu dari Meranti sangat melimpah. Bahkan Meranti sejak 50 tahun terakhir menjadi sentra penghasil kayu di Riau, bahkan sebagai daerah pengekspor terbesar ke luar negeri.

Tapi perubahan besar-besaran terjadi secara drastis. Terutama sejak hutan alam yang ada di Pulau Padang dan Pulau Rangsang beralih ke pengelolaan tangan konglomerat. Sehubungan dengan kehadiran industri raksa sipelahab kayu terbesar di jagad raya itu.

"Saat ini, masih ada sisa-sisa pembalakan HPH 30 tahun lalu, serta sisa pembalakan liar yang terdapat di konsesi PT Perkasa Baru, sangat diharapkan bisa membantu kesulitan bahan baku kayu untuk berbagai kebutuhan masyarakat Meranti,”ungkap Ramlan Abdulah, tokoh masyarakat Meranti kepada Haluan Riau Minggu kemarin.  

Ramlan mengatakan, berharap sepenuhnya kepada pemerintah daerah agar memahami betapa masyarakat saat ini sangat kesulitan mendapatkan papan. Ada kilang gergajian di Selatpanjang dan sekitarnya, kita harapkan kayu-kayu log yang masih bisa diolah itu hendaknya tidak dibawa keluar. Melainkan dijual kepada pengusaha industry perkayuan local. Selain akan bisa membuka lapangan kerja baru, juga tersedianya kebutuhan masyarakat atas papan dimaksud.

"Papan dan kebutuhan lainnya menjadi sebuah kebutuhan prima bagi kehidupan masyarakat. Jadi pemerintah harus mampu menyediakan berbagai bahan kebutuhan rumah tangga itu,”ucapnya. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti, Ir H.Makmun Murod menjawab Haluan Riau mengatakan, akan menganjurkan kepada perusahaan itu agar memberikan peluang untuk menutupi kebutuhan industry local.

Menurutnya, ada persentase yang ditentukan yang menjadi alokasi industry local. Hanya saja, produk kehutanan tersebut tergantung pada nilai ekonomisnya. Jika pengusaha local mampu membeli bahan baku sesuai harapan perusahaan, tentu saja akan memilih penjualan local. "Dari pada akan membawa produk itu ke daerah lain yang tentu butuh energy yang besar dan waktu yang terbuang. Jadi kita serahkan sepenuhnya bagi pasar,”ujarnya.(jos)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler