Sinai (HR)-Sebuah pesawat Airbus milik maskapai Rusia Metrojet jatuh di Sinai, Mesir, Sabtu (31/10). Peristiwa itu diumumkan PM Mesir Sharif Ismail.
Pesawat terbang dari kawasan wisata Mesir, Sharm El-Sheikh menuju St Petersburg, Rusia.
Pesawat itu dilaporkan membawa 224 orang. Pesawat itu jatuh di kawasan antara Desa Al-Kuntillah dan Al-Kaseema, bagian tengah Sinai.
"Sumber di Badan Transportasi Udara Federal Rusia mengatakan pesawat Airbus 321 milik Kogalymavia dengan nomor penerbangan 9268 itu membawa 217 penumpang dan 7 awak," kantor berita Rusia, Sputnik, melaporkan.
Pesawa itu lepas landas dari Sharm El-Sheik pada pukul 3.31 GMT dan hilang dari radar 23 menit kemudian.
Media Mesir, Al-Ahram, melaporkan lebih dari 20 ambulans bergerak ke lokasi jatuhnya pesawat.
milik maskapai Kogalymavia KGL 9248 yang jatuh di Pegunungan Sinai, Mesir, Sabtu (31/10).
Demikian pejabat keamanan setempat menyatakan. Otoritas Mesir telah mengkonfirmasi tidak ada korban selamat dari 217 penumpang dan 7 kru pesawat nahas ini.
Termasuk di dalam pesawat ini adalah 17 penumpang anak-anak. 214 Penumpang tercatat berkewarganegaraan Rusia, 2 Ukraina, dan 1 Belarusia.
Pesawat Airbus A321 itu sendiri sedang dalam perjalanan dari kawasan wisata Sharm El-Sheik, Mesir menuju St Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia.
Pesawat itu hilang kontak 23 menit setelah lepas landas dari Sharm El-Sheikh. Menurut laporan, saat hilang kontak, pesawat itu berada di ketinggian 31.000 kaki.
Pesawat itu patah menjadi dua. Satu patahan terbakar, sementara patahan lainnya menabrak karang.
Kontak Pilot
Sebelum hilang kontak, pilot pesawat sempat meminta mendarat darurat di bandara terdekat karena ada masalah teknis. Hal itu dikatakan ketua tim penyelidik kecelakaan itu, Ayman Al-Mokadem.
Sebelum hilang kontak, pilot pesawat milik maskapai Rusia, Kogalymavia, sempat meminta mendarat di bandara terdekat karena ada masalah teknis.
Hal itu dikatakan ketua tim penyelidikan kecelakaan itu, Ayman Al-Mokadem kepada Ahram Online.
Keterangan itu sekaligus membantah spekulasi yang berkembang bahwa pesawat itu jatuh akibat ditembak kelompok militan yang bermarkas di kawasan Sinai.
Al-Mokadem menambahkan, pesawat itu jatuh ketika pilot berusaha membawa pesawat ke Al-Arish, bandara di Sinai Utara.
Insiden Tailstrike
Pesawat milik maskapai Rusia Metrojet yang jatuh ini, ternyata pernah mengalami insiden "tailstrike" pada tahun 2001 lalu.
Hal itu sesuai dengan database yang dimiliki oleh situs Aviation Safety Network.
Tailstrike adalah peristiwa ekor pesawat yang menggesek landasan saat fase takeoff/landing dilakukan.
Saat kejadian tersebut berlangsung, A321 tersebut masih dioperasikan oleh maskapai Middle East Airlines (MEA).
Insiden tailstrike itu terjadi di Bandara Kairo pada 16 November 2001 saat pesawat dalam fase landing.
Peristiwa tailstrike yang berakibat pada kejadian kecelakaan yang lebih besar pernah menimpa maskapai China Airlines pada bulan Mei 2002 lalu, dengan nomor penerbangan CA661.
Saat itu, badan pesawat Boeing 747-200 yang mengangkut 225 orang tersebut tiba-tiba pecah di udara.
Investigasi yang dilakukan oleh FAA menunjukkan, perbaikan ekor pesawat akibat tailstrike yang tidak sesuai prosedur menjadi penyebabnya.
Tailstrike yang menyebabkan ekor pesawat B747-200 robek itu terjadi jauh sebelum kejadian yang lebih fatal itu terjadi pada tahun 2002, yaitu pada Februari 1980.
Saat itu, B747 tersebut mengalami tailstrike di Bandara Kai Tak Hong Kong dalam fase landing.
Perbaikan di ekor pesawat dilakukan oleh mekanik China Airlines tidak sesuai prosedur sehingga mengakibatkan retakan di ekor pesawat akibat tailstrike itu semakin lama semakin parah, dan akhirnya robek saat terbang pada penerbangan naas pada tahun 2002.(kpc/yuk)