JAKARTA (HR)-Pembahasan RUU APBN 2016 berjalan cukup alot sejak kemarin malam (29/10) hingga Jumat, (30/10). Kemarin, pemerintah mengutus sejumlah menteri untuk menghadiri sidang pembahasan draf RUU APBN 2016.
Salah satu poin yang kontroversial ialah pemberian fasilitas penyertaan modal negara (PMN) terhadap BUMN-BUMN. Fraksi Gerindra merupakan satu-satunya yang secara tegas menolak RAPBN 2016 bila PMN demikian masih disertakan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengungkapkan, pada dini hari (30/10) Presiden Joko Widodo ternyata menghubungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sehingga, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro diutus Presiden untuk menemui mantan rivalnya semasa Pilpres 2014 lalu itu.
"Memang semalam Pak Presiden mengutus Menteri Keuangan ketemu Pak Prabowo untuk menjelaskan. Sudah disampaikan. Tapi sikap kita toh (tetap menolak RAPBN 2016)," ujar Edhy Prabowo di gedung DPR, Jakarta, Jumat (30/10).
Edhy mengaku tak ikut pertemuan tersebut. Dia juga enggan menyebutkan pasti lokasi pertemuan. Hanya saja, dia memastikan, Menkeu bertemu Prabowo setelah rapat kerja dengan Banggar DPR semalam. Prabowo pun disertai sejumlah petinggi Partai Gerindra lainnya.
Tetap saja, pascapertemuan itu, Fraksi Gerindra hingga hari ini menolak keras masuknya PMN dalam RAPBN 2016. Di samping itu, kata Edhy, target pajak juga masih kurang realistis karena tak sejalan dengan penerimaan pajak hingga semester lalu.
Dana PMN pun, menurut Edhy, sebaiknya dialokasikan kepada pos lain yang berdampak lebih riil bagi rakyat, semisal Dana Desa. "PMN yang belum dipakai pakai dulu Ke pos lain," kata dia.(rep/rio)