MOSKOW (HR)-Kepala Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bisa bangkit dan meraih momentum saat Arab Spring karena sikap standar ganda negara berpengaruh tertentu. Menurut Aleksandr Brotnikov, Rabu (28/10), ada negara kuat yang menggunakan ISIS sebagai senjata untuk memastikan kepentingan mereka di Asia dan Afrika tercapai.
Namun dalam upaya mencapai tujuan mereka dengan ISIS, negara ini telah menempatkan dunia di tepi krisis agama dan peradaban. Dalam pidatonya di pertemuan petinggi kepala keamanan bekas negara Soviet itu, ia tidak menyebut negara berpengaruh dimaksud. "Dampak dari konflik global ini tentu bisa menjadi bencana," ujar Bortnikov menekankan.(rep/rio)
Menurut Bortnikov, bergabungnya anggota Taliban di Afghanistan dengan ISIS, menunjukkan adanya ancaman teroris telah menginvasi hingga Asia Tengah. "Eskalasi ketegangan di Afghanistan telah menyebabkan persoalan serius. Sejumlah kader ISIS yang juga bagian dari Taliban saat ini berkonsentrasi di perbatasan sebelah utara negara itu," ujarnya.(rep/rio)