MEDAN (HR)-Dengan raut wajah geram, para pedagang Pasar Sentral Medan datang ke Gedung DPRD Medan, Rabu (28/10). Mereka datang mengadukan keresahan mereka soal maraknya pencurian yang terjadi di Pasar Sentral.
Dedi, seorang pedagang tas, mengaku tokonya sudah tiga kali dibobol. Barang-barang dagangannya sering hilang dan ia telah rugi puluhan juta.
"Sudah tiga kali kedai saya dibobol. Pas tanggal 4 (Oktober) kemarin ketahuan oleh saya. Posisi barang-barang saya berantakan. Di situlah saya sadar selama ini barang saya yang hilang itu ternyata dicuri," ujarnya.
Dikatakan Dedi, kehilangan barang dagangannya selalu terjadi di malam hari. Saat ia mengetahui tokonya dibobol, gembok pintu tokonya tidak rusak. Ia pun mencurigai pelakunya adalah petugas penjaga malam yang ditugaskan oleh pihak Perusahaan Daerah (PD) Pasar.
"Laci kita rusak. Barang berantakan. Tapi gembok enggak rusak. Kemungkinan mereka pakai kunci serep. Atau mungkin mereka ahli kunci," katanya.
Hal serupa juga dialami Zulfikar, pedagang batu akik. Ia mengaku sebanyak 20 buah batu akiknya seharga Rp 35 juta hilang tanpa jejak.
"Yang saya heran, gemboknya tidak rusak. 20 piece batu cincin saya hilang. Kejadiannya tanggal 6 (Oktober) kemarin," katanya.
Zulfikar mengatakan, setiap harinya pedagang membayar uang jasa jaga malam sebesar Rp 5.000.
"Percuma aja kami bayar Rp 5.000 per hari. Rupanya orang itu juga pelakunya," ucapnya dengan nada kesal.
Selain barang dagangan, pedagang juga kehilangan uang hasil dagangan yang disimpan di laci. Seperti yang dialami Lida Wati.
"Selama ini kami terus-terusan diteror. Gak ada hentinya diteror. Kami mohon kalau ada kecurian kami mau PD Pasar tanggungjawab," ujarnya tersedan-sedan.
Perempuan paruh baya yang berjualan nasi ini pun mencurigai pelakunya adalah petugas jaga malam di pasar tersebut.
"Saya jualan nasi. Hilangnya malam. Besok paginya baru tahu. Saya curiga sama petugas jaga malamnya," katanya. (tbn/rio)