PUSAKO (HR)-Menghadapi fenomen El Nino yang diprediksi puncaknya terjadi pada November hingga awal tahun depan, PT. Arara Abadi Distrik Siak dan Pemkab Siak menggelar apel Siap Siaga Antisipasi Karhutla, Selasa (27/10), di lapangan belakang kantor Arara Abadi Pusako.
Pada apel ini dilakukan simulasi pemadaman kebakaran diikuti oleh 22 orang Damkar Inti Distrik Siak, tim organik atau karyawan yang sudah dilatih 11 orang, tim reguler 90 orang, Masyarakat Peduli Api (MPA) dari 7 desa binaan PT AA sebanyak 40 orang, Manggala Agni sebanyak 7 orang, dan PT RML 10 serta PT MEG 7 orang.
Dalam simulasi tersebut, PT AA mengeluarkan berbagai peralatan pemadaman seperi 8 unit tohatsu, mini tohatsu dan shibaura atau mesin sedang 11 unit, mini stracle 17 unit, air boat, mobil slip, mobil tank air dan grond atau alat untuk melihat areal yang terbakar dilengkapi kamera dan diterbangkan di udara.
Kegiatan ini dihadiri Kabid Damker BPBD Siak Irwan Priyatna, Sekcam Kecamatan Mempura, Pusako dan Sungai Apit, perwakilan Koramil Siak Hamidi, Koramil Sungai Apit Kapten Sagino, Kapolsek Sungai Apit AKP Syafnil.
Kepala Distrik Siak Ricky Abdul Razak menjelaskan apel siaga ini sebenarnya sudah dilakukan secara rutin. Kali ini hanya mempertegas sekaligus sebagai ajang konsolidasi untuk menghadapi puncak El Nino yang diprediksi BMKG akan terjadi pada November 2015 sampai Maret 2016.
"Dengan kesiapan ini kita harapkan kerja sama dari perusahaan, instansi pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan bebas asap," kata Ricky Abdul Razak.
Ia mengklaim jumlah personel dan peralatan yang disiapkan PT Arara Abadi khususnya Distrik Siak sudah cukup dan memenuhi standar untuk mengamankan areal perizinan seluas 44 ribu hektare.
"Dengan peralatan dan regu pemadam yang kita miliki sudah cukup untuk mengkover luas konsesi perusahaan sebesar 44 ribu hektare yang ada di distrik ini," kata Ricky.
Ditambahkan Ricky, sesuai standar pengamanan wilayah perizinan dari gangguan kebakaran, 1 orang petugas pemadam kebakaran untuk mengawasi 1.000 sampai 2.000 hektare. Dengan demikian 44 ribu hektare areal perizin Arara Abadi yang berada di Bari-Bari, Sungai Rawa, Bunsur dan Rawa Mekar Jaya dicaver oleh 22 tim inti pemadam kebakaran Distrik Siak.
Namun demikin untuk mengantisipasi terjadinya kejadian yang besar, dipersiapkan personil pemadam kebakaran organik, MPA dan tim reguler atau karyawan yang sudah dibekali ilmu pemadam kebakaran dan siap turun ke lapangan.
"Dari 44 ribu hektare areal perizinan kami, 25 ribu hektare untuk tanaman akasia, sisanya untuk hutan lindung, tanaman kehidupan, tanaman unggulan, dan infrastruktur. Sampai saat ini tidak ada tanaman akasia yang terbakar," katanya.
Fakta dilpangan lanjut Ricky, semua yang terjadi di arel yang bermasalah, yakni areal yang dikuasai oleh pihak ke 3, misal ada klaim pembukaan lahan. Ia membantah adanya unsur pembiaran, dan mengaku sudah melakukan pendekatan persuasif dengan pihak yang dinilai mengganggu areal perizinan perusahaan. Seperti mengirim surat meminta agar pihak tersebut meninggalkan lokasi atau menemui langsung. Namun upaya itu sering kandas.
"Mulai tahun 2014 dibangun 7 pos pantau menyebar di keliling real perbatasan, petugas yang bekerja mandah atau menginap di sana," pungkasnya. (lam)