Jakarta (HR)-PT Bank Tabungan Negara Tbk membukukan laba bersih senilai Rp1,22 triliun pada kuartal III 2015, melonjak 61,8 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu di posisi Rp755 miliar.
Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, meningkatnya laba bersih perseroan pada kuartal III tahun ini tak lepas dari melonjaknya pendapatan bunga atau interest income, diikuti oleh penurunan beban bunga atau interest expense.
Tercatat, pendapatan bunga perusahaan bertiker BBTN ini pada triwulan III 2015 mencapai Rp11,36 triliun, tumbuh 15,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di posisi Rp9,82 triliun. Sementara interest expense hanya naik sebesar 9,79 persen dari Rp5,83 triliun pada Juli-September 2015 tahun lalu menjadi Rp6,4 triliun.
Dengan demikian, kata Maryono pendapatan bunga bersih (net interest income) perseroan tercatat Rp4,96 triliun, meningkat 24,43 persen dibandingkan capaian kuartal III tahun lalu.
"Laba bersih kita naik artinya bahwa kita sudah melakukan efisiensi di interest expense kita," kata Maryono dalam paparan kinerja kuartal III 2015 perseroan di Menara Bank BTN, Jakarta, Senin (26/10).
Selain pendapatan bunga, Maryono bilang capaian laba perseroan di kuartal III kemarin juga diketahui berada di atas performa rata-rata industri yang turun 8,94 persen per 31 Agustus 2015.
Mengutip laporan keuangan, per 30 September 2015 Bank BTN membukukan pertumbuhan aset sebesar 16,58 persen dari Rp142,43 triliun per September 2014 menjadi Rp166,4 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp124,47 triliun atau naik 22 persen dari Rp101,84 triliun 22,22
Lebih lanjut, Maryono mengungkapkan, pada periode Juli-September 2015 perseroan juga telah berhasil meningkatkan penyaluran kredit sebesar Rp131,58 triliun, naik 19,04 persen dari capaian periode sama tahun lalu sebesar Rp110,54 triliun.
Dengan peningkatan ini, katanya lebih baik dibandingkan rata-rata industri nasional per Agustus 2015 yang ada di kisaran 10,96 persen.
Di mana porsi pembiayaan kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,61 persen atau sebesar 117,91 triliun. Sementara sebesar 10,39 persen sisanya berasal dari penyaluran kredit non perumahan.(cnn/mel)