JAKARTA (HR)-Akhir tahun sebentar lagi menjelang. Bagi perbankan, sisa waktu yang kurang dari tiga bulan ini terus dioptimalkan untuk penyaluran kredit.
Terlebih bagi tiga bank milik pemerintah yang mendapat amanat untuk menyalurkan kredit usaha rakyat sebesar Rp30,4 triliun sampai dengan akhir tahun 2015 ini.
Bank Rakyat Indonesia salah satunya. Bank jawara penyalur kredit mikro ini mendapatkan amanat untuk menyalurkan KUR sebesar Rp21,4. Direktur Utama BRI Asmawi Syam menuturkan, demi mengebut penyaluran KUR, perseroan menggunakan strategi teknologi LAS atau Loan Approval System.
"Dengan teknologi LAS ini, agen penyalur KUR BRI mendatangi pasar-pasar, kemudian pada saat yang sama pemberian kredit sudah bisa realisasi menggunakan teknologi itu," kata Asmawi di Jakarta, Selasa (20/10).
Menurut Asmawi, pola penyaluran KUR jemput bola itu mendapatkan respons permintaan yang bagus. Dengan strategi teknologi LAN itu, bank dengan kode emiten BBRI ini kebanjiran permintaan KUR bahkan pada akhir pekan yaitu Sabtu dan Minggu.
Sampai hari ini, kata Asmawi, BRI telah menyalurkan KUR sampai dengan Rp5 triliun dari target masing-masing KUR Mikro Rp17 triliun, KUR Ritel Rp4 triliun dan KUR TKI sebesar Rp400 miliar.
Penerima kredit wong cilik yang disalurkan BRI ini telah mencapai 300.000 orang. Menurut Asmawi, jika penerima KUR suatu usaha rata-rata menampung tenaga kerja sebanyak dua orang, dalam waktu kurang dari dua bulan dengan penyaluran KUR bisa mempekerjakan 600.000 orang dan 600.000 lapangan kerja baru di sektor produktif.
Dengan target penyaluran KUR sebesar Rp21,4 triliun, BRI memanfaatkan segala relaksasi aturan KUR yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan juga OJK.
Diantaranya adalah perluasan debitur penikmat KUR. Selain itu, BRI juga menambah tenaga pemasar KUR dan tenaga analis.
"Tapi sebelum mereka bekerja, harus kami didik dulu. Tenaga pemasar dan tenaga analis yang diterima tidak bisa langsung kerja. Minimal dididik selama satu sampai dua bulan baru bisa terjun di lapangan," jelas Asmawi.
Meski menggeber penyaluran KUR, namun BRI tetap mengutamakan asas kehati-hatian dengan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
"NPL KUR di BRI bagus, terjaga dengan baik karena debitur yang mendapatkan KUR adalah mereka yang punya usaha namun belum memiliki akses ke perbankan karena tidak memiliki agunan. Kami proaktif ke lapangan untuk melayani debitur yang seperti ini," ucap Asmawi. (kon/mel)