TEMBILAHAN (HR)-Sedikitnya 500 lebih hektare hutan dan lahan Kabupaten Indragiri Hilir, telah terbakar selama Januari hingga September tahun ini, baik dilakukan perorangan maupun korporasi.
"Pelaku perorangan yang telah berhasil ditangkap berjumlah 9 orang, sedangkan untuk korporasi ada 2 perusahaan yang masih dalam tahap proses penyelidikan lebih lanjut," papar Kapolres Inhil AKBP Hadi Wicaksonom dalam acara persiapan antisipasi bencana Karlahut di Negeri Seribu Parit, Senin (20/10).
Selanjutnya ia menjelaskan, berdasarkan data dari bulan Juni sampai September ini, untuk 'juara pertama' kasus Karlahut ini terjadi di Kecamatan Kempas, dengan titik api mencapai 200 lebih titik hotspot.
"Dari pantauan satelit ditemukan 226 titik api disana. Namun setelah Polres Inhil, bersama Danramil setempat serta dari BPBD Inhil dan camat turun kelapangan, yang ditemukan berjumlah 97 titik api. Diantaranya, 63 titik api berada pada lahan produktif dan titik api lainnya ada di kawasan semak belukar," katanya.
Kapolres mengungkapkan, selain berusaha pemadaman titik api yang ada, jajaran Polres Inhil bersama pihak terkait lain juga gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat, agar tak membuka lahan dengan cara membakar.
Kendati begitu, kasus Karlahut di Kabupaten Inhil masih saja terjadi setiap tahunnya. Oleh karena itu, Hadi Wicaksono optimis jika wacana pembuatan kanal, embung dan sumur artesis terlaksana, maka kasus Karlahut bisa diredam. (ags)