PEKANBARU (HR)-Melihat kondisi perekonomian Riau saat ini, tentunya berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan papan, seperti rumah. Sehingga diyakini apa yang menjadi target pemerintah dalam pembangunan satu juta rumah layak huni, untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak akan tercapai. Pasalnya, hingga dua bulan terakhir tahun 2015 ini, pembangunannya masih 60 persen.
Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Harian DPD REI Riau Alfian, Kamis (15/10) di kantornya. Menurutnya, pembangunan unit rumah tentunya mengacu kepada permintaan masyarakat. Apalagi, semakin dipenghujung tahun permintaan masyarakat menurun dibandingkan awal tahun. Karena banyak masyarakat lebih mementingkan kebutuhan sandang dan pangan dibandingkan kebutuhan papan.
"Orang tentu berfikir, untuk makan saja sudah bisa tercukupi sudah alhamdulillah. Jadi orang tidak berani untuk berfikir lebih dari itu," sebut Alfian.
Selain itu juga, lanjutnya, kondisi asap yang sejak dua bulan terakhir menyelimuti Riau selama ini juga turut serta memberikan dampak negatif terjadap minat masyarakat akan rumah. Oleh karena itu, REI Riau berharap kepada pemerintah agar bisa memberikan kebijakkan yang tidak berat sebelah. Apalagi untuk Riau, yang banyak membutuhkan rumah adalah mereka yang berada pada sektor perkebunan.
Jika hasil kebun atau lahan mereka tidak sesuai, tentu akan terjadi mati suri.
"Kita harapkan pemerintah bisa membantu menaikkan harga sawit, getah, cpo dan lainnya. Karena merekalah yang banyak memberikan andil," tegas Alfian.
Seperti pernah diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI Eddy Hussy, sebenarnya yang menjadi kendala terkait pembangunan sejuta rumah tersebut, merupakan masalah klasik, karena masih berputar disitu-situ saja. Yakni masalah perizinan dan pembebasan lahan.
Padahal tidak hanya REI, tetapi seluruh sektor harus sinergi dalam mendukung program ini.
"Jika masih terkendala perizinan dan pembebasan lahan tentu tidak akan tercapai. Seharusnya seluruh sektor bisa sinergi dalam menjalankan program ini," ujar Eddy.
Namun begitu, lanjut Eddy, pihaknya akan komitmen untuk terus membangun rumah sesuai dengan target. Secara nasional target yang harus dibangun oleh REI, adalah sebanyak 245 ribu unit rumah atau sekitar 15.000 per bulannya.
"Kita akan mendorong agar bisa terealisasi, salah satunya dengan melakukan penyesuaian harga rumah, yang dianggap terlalu rendah. Sementara seluruh kebutuhan mulai dari material, tanah dan biaya pembangunan naik,"pungkasnya.***