BAGANBATU (HR)-Banyaknya pungutan yang dibebankan SMPN 1 Bagan Sinembah kepada orang tua siswa membuat beberapa orang tua siswa gerah. Mereka meminta pihak Kejaksaan Negeri Bagansiapi-api memeriksa penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah di sekolah tersebut.
"Saya minta jaksa periksa penggunaan dana BOS SMPN 1 Bagan Sinembah. Katanya ada dan BOS, tapi pungutan tetap saja jalan," ujar salah satu orang tua siswa, PF (38), warga Jalan Baru, Bagan Batu, kepada Haluan Riau Rabu (14/10).
KD (43) warga Jalan Lancang Kuning yang juga salah satu orang tua siswa SMPN 1 Bagan Sinembah ini mengaku sangat keberatan atas pungutan yang diberlakukan di sekolah itu. Sedangkan angaran dana BOS seenaknya saja membayar pengawas dan uang saku pengawas yang datang ke sekolah. Baik pengawas dari Kabupaten, Provinsi Riau dan Pusat.
Sedangkan orang tua siswa diminta oleh sekolah untuk membayar uang les sebesar Rp100 ribu dan uang TIK Rp20 ribu. "Belum lagi uang buku yang keseluruhannya mencapai Rp500 ribu setiap tahunnya, katanya terbaik ketiga tingkat nasional, nyatanya pungutan jalan terus," ketusnya.
"Parahnya lagi, setiap bulan anak-anak bayar Rp1.000 per orang untuk kebersihan toilet. Ini bukan masalah besarnya, tetapi kemana anggaran dana BOS yang diperuntukkan bagi petugas kebersihan sekolah, jangan-jangan semua masuk kantong kepala sekolah," bebernya lagi.
Menurut para sumber ini, sebenarnya banyak orang tua merasa keberatan pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Namun tidak bisa berbuat apa-apa. Karena mereka takut berefek kepada anaknya.
"Kita takut bicara. Kalau kita yang ngotot tak setuju nanti anak kita pula dampaknya seperti nilai anjlok dan lain sebaginya," celetuk R, warga Sei Buaya ini.
R mengatakan, walaupun dirinya sedikit mampu membayar uang les dan TIK akan tetapi tidak merasa setuju juga kebijakan yang dilakukan oleh Kepala SMPN 1 Bagan Sinembah itu. " Masalahnya, kalau kita bayar, terus dana BOS itu buat apa, buat kantong kepala sekolah?," tanyanya kesal.
"Kadang kita merasa jengkel. Kita belum ada uang anak dah minta uang les dan TIK. Yang sedihnya bagimana orang tua yang susah. Jangankan untuk bayar les dan TIK untuk makan aja susah. Dan itu kita mendegarkan dari orang tua siswa lainya," kata SH orang tua siswa lainnya.
Sementara itu Kepala sekolah SMPN 1, Zakaria, mengakui bahwa dirinya melakukan pengutipan tersebut atas persetujuan komite sekolah. Bahkan dirinya juga mengaku bahwa dana BOS dipergunakannya di luar ketentuan, seperti untuk membayar hotel, makan dan lainnya untuk menjamu para pengawas yang datang dari kabupaten, propinsi bahkan pusat saat melakukan penilaian di sekolah tersebut.
"Kita disuruh bayarkan hotel, bayarkan makan dan lain sebagainya. Terpaksa saya gunakan Dana Bos. Tak mungkin harus pakai uang pribadi saya," ujar Zakaria.
Untuk itu, para orang tua siswa ini meminta kepada kejaksaan agar memeriksa penggunaan dana BOS di Sekolah itu, sebab jika hanya sampai di anggota DPRD dan Dinas Pendidikan saja, orang tua siswa ini tidak