SABAK AUH (HR) - Ratusan warga Kampung Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh, harus rela menunggu antrean hingga 5-6 jam untuk bisa mendapatkan gas elpiji 3 kg. Bahkan sebagian warga ada yang kembali ke rumahnya dengan tangan kosong, karena tidak kebagian saat hendak membeli barang bersubsidi tersebut. "Kelangkaan gas elpiji 3 Kg di kampung kami ini, sudah berlangsung sejak sebulan yang lalu dan sudah sangat meresahkan masyarakat. Bahkan ketika elpiji itu datang di pangkalan, kami harus menunggu antre 5 hingga 6 jam untuk mendapatkannya," ujar Salim (45) tahun, seorang tokoh masyarakat Sabak Auh, Minggu (11/10).
Lanjut tokoh masyarakat Sabak Auh itu, selain sulitnya masyarakat untuk mendapatkan elpiji 3 kg, harga elpiji tersebut juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp25.000 bahkan Rp30.000.
"Selain sulit didapat, harga elpiji 3 kg di kampung kami ini juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp25.000 per tabung. Bahkan ada juga warga yang membeli dengan harga Rp30.000 per tabung. Kami di sini sangat berharap kepada pemerintah, agar kiranya sering melakukan operasi pasar, serta menambah kuota sesuai dengan kebutuhan masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Siak Wan Bukhori mengatakan, kelangkaan gas elpiji itu terjadi karena keterlambatan pendistribusiannya oleh agen.
"Kami belum lama ini juga sudah menggelar operasi pasar di Sabak Auh itu. Terkait kelangkaan yang terjadi mungkin itu disebabkan keterlambatan agen dalam mendistribusikannya. Soal naiknya harga, nanti akan saya telpon semua pangkalan yang ada di sana (Sabak Auh), agar mereka menjual dengan harga yang wajar sesuai dengan HET yakni Rp17.000," pungkas Wan Bukhori. (gin)