PEKANBARU (HR)-Kondisi kabut asap yang diprediksi masih akan terus menyelimuti Riau hingga Desember mendatang, dikeluhkan oleh para pedagang dipasar tradisional. Hal ini berdampak terhadap penurunan omset penjualannya turun hingga 50 persen, sejak terjadinya asap.
Seperti diungkapkan seorang pedagang di pasar Dupa Pekanbaru, Safrizal menuturkan bahwa dirinya saat ini harus menerima nasib pilu, karena dagangannya sepi pembeli. Sehingga omset dagangannya menjadi menurun hingga 50 persen.
"Entah sampai kapanlah asap ini akan hilang, bagaimana kami mau membiayai keluarga, dengan asap yang banyak seperti tentu banyak masyarakat yang enggan untuk keluar rumah. Sehingga berdampak pada menurunnya biaya belanja.
Ia berharap pemerintah dapat melakukan intervensi dalam memastikan stabilisasi ekonomi. Karena ini sudah berlarut-larut dan masih belum juga ada penyelesaiannya.
Hal senada juga di sampaikan oleh pedagang ayam Ati menuturkan bahwa harga daging ayam potong sudah kembali normal. Namun karena asap penjualannya dalam dua bulan terakhir menurun akibat minimnya aktifitas pembeli di luar rumah.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga Devi menuturkan bahwa dirinya saat ini terpaksa harus mengurangi belanja. Karena penghasilan suaminya yang hanya seorang supir tidak mampu menutupi kebutuhan selama asap. Pasalnya, dengan liburnya anak sekolah, dan aktifitas anak semakin banyak dirumah. Maka yang ada anak-anaknya semakin sering makan, yang biasanya 3 kali sehari sekarang bisa menjadi 5 kali.
"Jadi sekarang itu tidak bisa masak seperti biasa. Karena anak-anak pada libur, jadi karena tidak sekolah yang ada difikiran anak-anak selain belanjar tentu makan. Apalagi kalau dirumah aktifitas tak selincah seperti di sekolah, karena dengan belanja yang diberikan anak-anak bisa menghemat sendiri. Tapi sekarang bagaimana mau menghemat, kalau bawaannya jadi lapar dan ?ª? banyak aktifitas selain belanjar,"pungkas Devi. (nie)