SELATPANJANG (HR)-Pembangunan jalan Alai–Mengkikip sejauh 44 Km dari kota Selatpanjang hingga ke Desa Kampung Balak Kecamatan Tebingtinggi Barat itu, sejauh ini masih belum bisa dioperasikan secara maksimal.
Kondisi jalan yang belum bisa dilalui kenderaan roda empat, mengakibatkan operasional Kapal Penyeberangan dari Pelabuhan Tanjung Buton menuju Desa Kampung Balak itu sejak 3 tahun belakangan ini tidak beroperasi.
Sejak kapal itu diresmikan pemakaiannya tahun 2012 lalu, hanya beroperasi beberapa saat saja. Selanjutnya kapal roro yang diyakini mampu menjadi penembus mitos di Meranti itu akhirnya harus parkir tak berdaya.
Ketidakberdayaan kapal tersebut hanya karena persoalan sisi darat sejauh 44 Km itu, belum sepenuhnya bisa dilalui kenderaan roda empat.
"Untuk itu masyarakat Kepulauan Meranti berharap khususnya kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti agar menjadikan pembangunan sisi darat Jalan Alai Mengkikip itu bagian dari program prioritas,”ungkap Ikhsan, warga Banglas Kelurahan Selatpanjang Timur, kepada Haluan Riau Kamis kemarin.
Ikhsan menyebutkan, ada banyak program pembangunan yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten untuk mengejar ketertinggalan daerah. Tapi salah satu program yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat itu adalah bidang jalan dan kelancaran transportasi.
Jika Kepulauan Meranti masih terkungkung dengan kondisi tradisionil yakni dengan armada transportasi laut yang lambat dan mahal, maka kemajuan daerah ini akan tetap melambat.
Tapi jika pemerintah mampu membuka keterisolisiran itu dengan menghubungkan daratan Sumatera langsung ke Pulau Tebingtinggi yang paling dekat dengan Pulau Sumatera itu, maka kemajuan akan berjalan kencang.
Sebelum hal itu terwujud, program pengadaan kapal penyeberangan yang sudah sempat diujicobakan, diyakini akan mampu mengubah tradisi inflasi yang tinggi selama ini menjadi rendah.
Sebab dengan kehadiran kapal penyeberangan tersebut, tentu berbagai kebutuhan masyarakat Meranti sudah bisa langsung didatangkan lewat kenderaan darat yang sampai ke Meranti itu.
"Jadi pengoperasian kapal roro menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa lagi ditunda,”jelas dia.(jos)