MEDAN (HR)-Abdul Halim, Abdul Haidir Damanik dan Abdul Roni merupakan jemaah haji asal Tebingtinggi yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) lima, harus berpuasa rokok karena harga rokok di Tanah Suci mahal.
Abdul Haidir Damanik mengatakan, harga rokok di Tanah Suci empat kali limpat dibandingkan harga rokok di Tanah Air. Ia yang tidak memiliki persiapan uang yang mempuni, harus menelan ludah kecewa dengan harga yang membuat kantongnya koyak.
"Kami bertiga Trio Abdul puasa lah untuk sementara. Pokoknya kalau uang banyak selamat la, ini uang pas-pasan, daripada beli rokok mending beli oleh-oleh, yang bisa dibagikan ke orang-orang baik yang ada di Tebingtinggi," kata petani ini, di ruang tunggu, toilet Gedung Madinatul Hujjah Asrama Haji Medan, Minggu (4/10)
Dia menambahkan, ibadah haji memiliki banyak cobaan satu diantaranya cobaan untuk tidak merokok. Selain itu cobaan dengan cuaca panas dan badai pasir. Serta cobaan yang datang dari diri sendiri seperti bisikan setan untuk malas-malasan beribadah.
"Kalau bisa naik haji itu selagi muda, karena masih kuat. Di sana itu panas luar biasa, kalau masih kuatkan berjalan oke, kena panas oke, kena badai pasir juga oke oke aja," katanya sambil pegang sebatang rokok yang telah terbakar ujungnya.
Teman-teman yang lain, Abdul Halim dan Abdul Roni menarik sebatang rokok dengan mata sedikit terpejam, lalu melepaskan asap berwarna putih tersebut ke udara bebas.
Abdul Haidir Damanik pun melakukan hal yang sama, menikmati rokok. Bahkan pria yang baru pertama kali beribadah haji ini, mengisap rokoknya, hingga tembakaunya tidak kelihatan lagi, tinggal puntungnya baru dibuangnya ke tong sampah berwarna hijau.(tbn/rio)