SIAK (HR)-Kelangkaan bahan bakar gas elpiji 3 kg kembali terjadi di beberapa kecamatan wilayah Kabupaten Siak. Warga pun kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Untuk itu, anggota DPRD Siak Muhtarom meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan turun ke lapangan guna memastikan permasalahan yang terjadi.
"Rasanya baru kemarin mendengar jeritan masyarakat mengeluh kelangkaan gas LPG, kini sudah mengeluh lagi. Ada apa di balik kelangkaan gas ini Kami minta dinas terkait bisa turun ke lapangan mencarikan solusi atas kesulitan masyarakat," pinta Muhtarom, kemarin.
Menurut Muhtarom, dinas terkait harus mengetahui persis kebutuhan masyarakat terhadap gas LPG tabung 3 kg itu. "Kan sudah ada data kebutuhan masyarakat di setiap kecamatan, dinas juga sudah punya data berapa agen di tiap kecamatan. Kami minta ada pemantauan rutin, jika ditemukan agen yang bermain dan menjual ke tempat lain kami minta ditindak tegas," tegas politisi PKB ini.
"Kami pikir ini masalah yang klasik. Dinas seharusnya bisa cepat mengambil tindakan. Kalau tidak mau turun tidak mungkin bisa mengetahui kendala di lapangan, kami minta camat juga ikut berperan atas masalah ini," kata Muhtarom.
Selain itu, Muhtarom meminta pertanggungjawaban dari pihak Pertamina selaku pihak yang mengelola dan mendistribusikan bahan bakar gas itu. Jangn terkesan tutup mata padahal masyarakat sudah terdengar keras menjerit, keluhan itu muncul di media lokal hingga media nasional.
"Kami minta Pertamina juga turut mengawasi pendistribusian bawang, tambah kebutuhan masyarakat hingga tercukupi," pinta Muhtarom.
Telah Komunikasi
Di lain pihak, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Siak Wan Bukhari saat dikonfirmasi mengaku telah berkomunikasi dengan Pertamina.
"Kami tanya ke Pertamina, mereka mengaku mendistribusikan gas sesui data kebutuhan masyarakat, dari dulu tidak ada dikurangi," terang Wan Bukhari.
Tim Disperindagkop juga sudah melakukan sidak ke beberapa pangkalan, dan kenyataan di lapangan gas LPG tabung 3 kg kosong. "Saat kami turun, pangkalan bilang tidak ada kiriman dari agen," jelasnya.
Untuk menelusuri permasalahan ini, lanjut Wan Bukhari ia berencana hari ini, Senin (5/10) akan memanggil 8 agen yang mendistribusikan gas LPG ke wilayah Siak. "Kedelapan agen itu berada di Pekanbaru, mereka yang mensuplai gas LPG 3 kg ke seluruh pangkalan yang ada di Siak. Besok kita kumpulkan, kita tanya apa permasalahan yang terjadi, kok bisa di pangkalan kosong," tegas Wan Bukhari.
Menurut Wan Bukhari, kasus kelangkaan gas ini tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Siak, bahkan di Kota Pekanbaru juga mengalami hal yang sama. Ironisnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan Rp19 ribu, kenyataan di lapangan masyarakat harus membeli seharga Rp35.000-Rp40.000 per tabung.***