MAKASSAR (HR)-Sebuah pesawat jenis Twin Otter milik maskapai penerbangan Aviastar, tiba-tiba hilang kontak, Jumat (2/10) siang. Pesawat perintis tersebut terbang dengan rute Masamba-Makassar, Sulawesi Selatan.
Hingga berita ini dirilis, belum diperoleh informasi apa penyebab pasti hal itu terjadi.
Menurut informasi, pesawat itu hilang kontak setelah terbang selama tujuh menit. Menurut data penerbangan, pesawat lepas landas dari Masamba sekitar pukul 13.29 Wita.
Sekitar pukul 13.36 wita, tiba-tiba pesawat kehilangan kontak. Pesawat membawa tujuh penumpang dan tiga kru pesawat.
Salah satu penumpang dalam penerbangan itu adalah Kepala Bandara Masamba, M Natsir.
Bila tidak ada halangan di perjalanan, seharusnya pesawat itu sudah mendarat di Makassar sekitar pukul pukul 14.39 Wita. Namun hingga waktu tersebut, pesawat tak kunjung diketahui di mana rimbanya.
Terkait peristiwa itu, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan yang dikonfirmasi tadi malam membenarkan, pesawat hilang kontak setelah terbang kurang lebih selama tujuh menit.
"Diperkirakan (hilang) sekitar 20 nautical miles (20 NM sekitar 37 kilometer, red) dari Bandara Masamba," sambung Jonan.
Dari hasil penelurusan yang dilakukan pihaknya, disimpulkan bahwa permasalahan hilangnya pesawat jenis perintis itu bukan disebabkan cuaca,
Dijelaskan Jonan, ketika pesawat Aviastar hilang kontak, cuaca di Masamba cerah.
"Angin dari barat 5 km/jam, jarak pandang 9 km, awan cumulus dengan ketinggian dasar 500 meter, cuaca cerah," jelas Jonan.
"Masamba-Palopo angin pada ketinggian 2.000 meter dari arah timur-tenggara dengan kecepatan 8 km/jam, jarak pandang 10 km, angin ketinggian 5.000 m dari timur, kecepatan 18 km/jam," sambungnya.
Sejauh ini, belum bisa dipastikan apa penyeba pesawat itu menghilang. Meski Menhub menegaskan peristiwa itu terjadi bukan karena faktor cuaca, namun Flight Operation Officer (FOO) Aviastar di Bandara Masamba, Ferdinand, memastikan pesawat tersebut dalam kondisi layak terbang.
"Tidak ada masalah dengan pesawat. Semua sehat walafiat," ujarnya.
Menurut Ferdinand, pesawat itu juga sempat melapor setelah lepas landas. "Pesawat sudah establish di ketinggian," terangnya.
Namun tak lama, pesawat dilaporkan hilang kontak. "Kami semua dengan bantuan Kapolres dan Koramil, serta Tim SAR melakukan pencarian," tutupnya.
Sedangkan Kabid Keamanan Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Otoritas Bandara Wilayah V Makassar, Agus Sasongko, mengatakan, sebelum hilang kontak, salah satu kru pesawat sempat melaporkan terbang pada kecepatan 150 knot dan mengudara di ketinggian 8 ribu kaki.
"Mereka melapor dua kali ke ATC Makassar, pukul 14.33 Wita dan pukul 14.36 Wita. Terbang pada kecepatan 150 knot (277 km/jam, red), check point terakhir pada ketinggian 8 ribu kaki," terangnya.
"Sesuai SOP (Standard Operating Procedure), kami baru menyatakan alert 3 jam setelah pesawat hilang kontak. Pukul 16.30 Wita, kami menyatakan ada sesuatu," jelas Agus.
Terkait kasus itu, Menhub Jonan mengatakan, pihaknya telah melarang semua pesawat perintis jenis Twin Otter, terbang selama sepekan ke depa. Kebijakan ini ditempuh untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang.
"Saya sudah minta agar semua pesawat jenis Twin Otter yang sama dilarang terbang dan diperiksa terlebih dahulu selama seminggu ini," ujarnya.
Twin Otter adalah jenis pesawat penumpang sipil (airliner) sayap tinggi (high wing) yang bermesin turboprop. Pesawat jenis ini sering digunakan untuk penerbangan perintis ke wilayah-wilayah yang tak bisa dicapai pesawat besar.
10 Penumpang
Sementara Kapolda Sulselbar, Irjen Pudji Hartanto, mengatakan, pesawat itu membawa 7 orang kru penumpang dan orang penumpang. Dari 7 penumpang, 2 orang merupakan bayi.
"Pesawat itu membawa 10 orang. Rincian 7 orang penumpang dan kru 3. Penumpangnya 4 dewasa, 1 anak-anak, dan 2 bayi," terangnya.
Di antara para penumpang, termasuk Kepala Bandara Seko, M Natsir. Selain M Natsir ada enam penumpang lain yang berada di dalam pesawat itu. Enam penumpang itu berasal dari dua keluarga.
Menurut Pudji, ia telah memerintah kan anak buahnya mengecek apabila ada laporan mengenai Aviastar yang hilang. Perintah sudah disebar hingga ke Polsek.
"Wilayahnya meliputi hutan, pegunungan, dan lautan," jelasnya.
Tidak hanya Kepolisian, Badan SAR Nasional (Basarnas) juga langsung bergerak melakukan pencarian pesawat Aviastar tersebut. Bahkan Kabasarnas Marsekal FHB Sulistyo langsung bergerak menuju ke lokasi.
"Kabasarnas malam ini berangkat ke Makassar," kata Deputi Bidang Operasi Basarnas, Heronimus Guru.
Hero mengatakan, dari Makassar, Sulistyo akan menuju ke Pos SAR Bone. Di sana sudah ada tim yang dikerahkan untuk menuju ke lokasi pencarian pesawat. "Kekuatan 1 tim (10 orang) dari Pos SAR Bone," ujarnya.
Saat ini Basarnas masih mencari kemungkinan posisi terkahir pesawat dengan rute Masamba-Makassar itu. Pesawat tersebut terakhir melaporkan posisi mereka setelah 7 menit lepas landas.
Didatangi Keluarga
Hingga tadi malam, pihak keluarga penumpang pesawat Aviastar yang hilang, mulai mendatangi kantor sekuriti Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Zulkarnain (22), salah satu anggota keluarga dari penumpang bernama Nurul Fatimah (29)bersama dua balitanya, Rayya (3) dan Afif (1), menanti informasi di kantor sekuriti bandara.
"Nurul Fatimah kerja sebagai otoritas Bandara Andi Djemma, Masamba. Saya ditelepon keluarga di Masamba untuk menunggu informasi di sini," ujarnya.
Selain Zulkarnain, ada juga Anto, anggota keluarga penumpang bernama Muhammad Nasir, yang merupakan Kepala Bandara Masamba. Anto terlihat dalam keadaan shock dan belum mau diwawancara. (bbs, dtc, kom, ral, sis, ara)