PEKANBARU (HR)-Menyikapi libur situasional akibat kabut asap di Kota Pekanbaru, sejak sebulan terakhir mendapat perhatian dari Ketua PGRI Riau, DR Syahril. Menurutnya pihak sekolah harus bisa meminimalisir dan mengantisipasi kualitas pendidikan dengan pendalaman materi belajar melalui pekerjaan rumah.
"Guru juga harus bisa memberikan pendalaman materi melalui dialog secara langsung dengan siswa, saat tatap muka sesudah libur. Sehingga nantinya bisa dibahas kelemahan dan kelebihan materi yang tidak dimengerti siswa," ujar Ketua PGRI Riau yang juga Pengamat Pendidikan Riau, Dr Syahril kepada Haluan Riau, Kamis (1/10).
Menurutnya, pemberian materi bisa dilakukan dengan cara menjemput dan diantar oleh orang tua siswa ke sekolah,
maupun melalui via internet. Baik melalui email, facebook, telepon dan lain lain. Kemudian guru harus meningkatkan koordinasi atau dialog dengan siswa terkait pendalaman materi tersebut.
Melalui buku paket, diakui pendalaman materi tidak maksimal."Kan zaman sudah canggih sekarang, perkembangan teknologi sudah masuk kelingkungan semua unsur masyarakat,
jadi para siswa bisa mencari bahan pelajaran melalui internet. Lalu materi itu dirangkumkan untuk dibahas pada tatap muka di sekolah setelah kondisi udara sudah baik," terangnya.
Menurut Syahril, guru dan orang tua siswa juga harus bisa memberikan memperhatikan pendidikan dan kesehatan anak semasa musim asap. Sebab bencana asap tidak ada yang diinginkan, tetapi karena sudah terjadi maka harus diantisipasi dengan cara yang dianjurkan pemerintah.
Namun bagi sekolah yang memiliki ruangan steril, maksudnya memiliki fasilitas AC dan bisa menjamin kesehatan siswa, sebaiknya tetap sekolah. Pasalnya, bisa jadi disekolah lebih aman dampak pengaruh asap atau pencemaran udara daripada di rumah.
Sehingga, siswa dapat melakukan proses belajar mengajar tanpa berusaha membahas materi pelajaran sendiri dirumahnya. Meski kesekolah, diharapkan sekolah tidak melakukan aktifitas diluar ruangan, kecuali pulang pergi serta istirahat sholat.
"Ini sudah menjadi usulan kita dan akan kita sosialisasi melalui media televisi, cetak, radio dan online melalui dialog maupun wawancara. Sementara sekolah kelihatannya sudah menerapkan program diatas guna mengejar ketertinggalan mata pelajaran disekolah," jelas Dr Syahril.
Sementara itu, terkait sertifikasi guru pihaknya berharap bisa berjalan lancar tanpa ada pemotongan oleh pemerintah. Sebab tidak adanya proses belajar mengajar karena kebijakkan pemerintah.
Begitupula halnya, meski ada kebijakkan terakhir pemerintah Kota Pekanbaru bahwa guru juga ikut diliburkan jika berhalangan akibat hamil atau sakit, namun guru yang sehat dilihat tetap hadir untuk mengambil absen. Ini tandanya, guru juga takut dan ragu jika dana sertifikasinya nanti dipotong.
"Semoga saja, dana sertifikasi ini tidak dipotong akibat dipengaruhi libur sekolah. Karena meliburkan sekolah ini kan kebijakan pemerintah yang diakibatkan oleh bencana asap," terang Syahril.(nie)