Pekanbaru (HR)-Sejumlah maskapai penerbangan di Pekanbaru, menurunkan harga jual tiket karena lesunya minat pengguna transportasi udara yang membuat Bandara Sultan Syarif Kasim II nyaris lumpuh karena asap kebakaran hutan dan lahan yang menyerang Sumatera.
Dari pantauan pada sejumlah biro perjalanan di Pekanbaru, Selasa (29/9) menyebutkan, mulai, Selasa (29/9), maskapai Citilink rute Pekanbaru-Jakarta dijual dengan harga Rp644.000 per orang dan rute Pekanbaru-Batam dijual dengan harga Rp328.300 per orang.
Kemudian tiket Lion Air rute Pekanbaru-Jakarta dijual Rp644.000 per orang pagi hari dan pada pukul17.00 WIB dengan harga Rp589.000 per orang. Sedangkan tujuan Batam di harga Rp347.000 per orang dan rute Pekanbaru-Medan dengan harga Rp435.000 per orang.
Sedangkan tiket Batik Air, Selasa (29/9) pukul 19.30 WIB tujuan Cengkareng, Banten di harga Rp754.000 per orang, rute baru tujuan Halim Perdanakusuma, Jakarta pukul16.00 WIB di harga Rp754.000. Sedangkan Rabu (39/9) pada pukul 15.45 WIB di harga Rp611.000 per orang dan pukul 19.30 WIB di harga Rp567.000 per orang.
Maskapai plat merah Garuda Indonesia tujuan Jakarta, Selasa (29/9)i penuh, meski kurangi frekuensi terbang. Sedangkan, Rabu (30/9) rute Pekanbaru-Jakarta pukul 11.10 WIB, pukul 13.00 WIB, pukul 14.40 WIB, pukul 16.40 WIB dan pukul 18.40 WIB dibuka pada harga Rp875.000 per orang.
"Sriwijaya tak ada penerbangan Selasa hingga Rabu (30/9). Ini pun dengan catatan kalau terbang semua baik ini hari atau esok karena asap membuat penerbangan tidak pasti," ucap pegawai travel Rika.
Kurangi Frekuensi
Wendy Yolanda Pasaribu selaku Sekretaris Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo) Riau mengungkapkan, maskapai ramai-ramai mengurangi frekuensi penerbangan rute Pekanbaru dan merupakan solusi menguntungkan.
"Satu sisi, permintaan tiket masuki musim sepi. Sementara, asap saat ini selimuti bandara di Pekanbaru dan maskapai ramai-ramai kurangi terbang merupakan solusi untung," ujarnya.
Ia mengatakan, kabut asap melanda wilayah udara di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sejak awal September 2015 terutama pagi hari membuat tidak ada pesawat mendarat pada waktu itu di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.
Akibat dari kondisi tersebut, rata-rata maskapai memiliki frekuensi terbang tergolong banyak. Seperti, Garuda Indonesia tujuh kali sehari pulang pergi, terpaksa mengurangi frekuensi dengan memudurkan jadwal terbang menjadi siang hari di atas jam 12.00 WIB.
Data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebut, setiap hari tidak kurang dari 66 kali pesawat terbang melakukan aktivitas landing atau pendaratan dan take off atau lepas landas.
Aktivitas penerbangan itu dilakukan 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.(ant/mel)