Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil menjelaskan kronologi penyebab insiden yang terjadi di Mina, Kamis (24/9).
Menurut Djamil, peristiwa terjadi di Jalan 204 saat rombongan haji melakukan prosesi lempar jumrah di Mina. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
"Ada serombongan jemaah haji yang jalan, tiba-tiba berhenti. Berdesakan, didesak dari belakang," kata Abdul Djamil, dikutip dari Kompas TV.
Saat ini, menurut Djamil, Kemenag masih belum mengetahui apakah ada korban insiden itu yang berasal dari Indonesia. "Sudah digerakkan petugas operasi di Arafah dan Mina untuk menuju TKP (tempat kejadian perkara). Untuk mencari tahu menyangkut jemaah haji kita," ucap Djamil.
Saat ini, korban tewas disebut mencapai setidaknya 220 orang. Jumlah mengenai korban tewas itu didapat dari otoritas pertahanan sipil setempat. Namun, belum diketahui secara pasti jumlah korban tewas. Sebab, setidaknya korban luka mencapai 400 orang.
Adapun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir menyebutkan, insiden desak-desakan yang mengakibatkan ratusan jemaah haji meninggal dan luka-luka terjadi di terowongan.
"Informasi awal, desak-desakan di terowongan yang menuju ke lontar jumrah," ujar Arrmanatha.
Bergerak Sendiri
Kementerian Agama menyatakan jemaah haji Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban meninggal dalam musibah lempar jumrah di Mina, Arab Saudi, berangkat dengan keinginannya sendiri. Sebab, jemaah haji asal Indonesia diimbau untuk melempar jumrah pada malam hari.
"Jemaah tersebut tidak dibawa atau dengan rombongannya untuk melakukan ibadah melempar jumrah. Ini mungkin diduga atas keinginannya sendiri," kata Kepala Seksi informasi Haji Kementerian Agama (Kemenag), Affan Rangkuti ketika dikonfirmasi, Kamis (24/9) malam.
Affan mengatakan peristiwa yang menelan ratusan korban tewas termasuk didalamnya WNI ini terjadi pada pukul 07.30 waktu Arab Saudi. Sementara pada waktu tersebut jemaah haji Indonesia diimbau untuk tidak melakukan ibadah melempar jumrah.
"Jemaah haji kita diimbau untuk melakukan ibadah melempar jumrah pada malam hari, mengingat telah ada prediksi pada pukul 08.00-11.00 waktu Arab terjadi kepadatan," ucapnya. "Adapun jemaah yang melakukan lontaran di luar imbauan itu sulit diantisipasi, mengingat banyak manusia di Mina," tambahnya.
Terkait dengan korban yang berasal dari Indonesia tersebut, Affan mengatakan pihak pemerintah belum dapat mempublikasikannya dengan alasan kehati-hatian dan menjaga psikologis keluarga jemaah haji.
"Namun memang dari informasi yang di sana ada korban WNI benar adanya. Akan tetapi nama dan identitas lainnya masih kami telusuri karena prinsip kehati-hatian dan menjaga psikologis keluarga jemaah haji di Indonesia, sebaiknya tunggu saja informasi resmi dari pemerintah," tukasnya.***