MAKKAH (HR)-Jemaah haji yang belum kembali ke maktab/pemondokan, dari jumlah sebelumnya yang mencapai 225 orang, data saat ini yang belum kembali sebanyak 112 orang.
Adapun rinciannya 14 orang dari Kloter BTH 14, 16 orang Kloter SUB 48, 64 orang Kloter JKS 61, 7 orang Kloter UPG 10 dan 11 orang Kloter SOC 62.
Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat dalam keterangannya kepada media, Sabtu (26/9).
“Seperti yang disampaikan sebelumnya, belum bisa dipastikan mereka yang belum kembali ke maktab/pemondokan adalah termasuk korban peristiwa Mina atau tidak. Ada beberapa alasan jemaah belum kembali ke pemondokan. Misalnya, sedang beribadah ke Masjidil Haram, tersesat, berkunjung ke kerabatnya di maktab lain, dan sebagainya,” jelas Arsyad.
Arsyad menyampaikan bahwa Menteri Agama sebagai perwujudan pemerintah, menyampaikan turut prihatin dan berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya para jemaah haji korban musibah Mina. Semoga Allah Swt mengampuni segala dosa, menerima segala amal, dan memberi kepada mereka haji yang mabrur.
Lanjut Arsyad lagi, seiring dengan masih adanya aktifitas jemaah haji untuk melontar jumrah di Mina, PPIH Arab Saudi sekali lagi menghimbau kepada seluruh ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, maupun jemaah haji Indonesia, agar mematuhi jadwal melontar dengan tidak melakukannya pada waktu yang padat, guna menghindari kejadian yang tidak kita inginkan.
112 JH
Selain itu juga meminta kepada perangkat kloter agar senantiasa memperhatikan jemaah haji lanjut usia dan beresiko tinggi pada saat melontar jumrah dengan tidak meninggalkan mereka berjalan sendirian terpisah dari rombongan guna menghindari salah jalan kembali ke maktab/pemondokan.
“Informasi selanjutnya terkait korban musibah Mina akan disampaikan sesegera mungkin, dan dihimbau kepada keluarga jemaah dan masyarakat di Tanah Air untuk tetap tenang dan menunggu informasi resmi yang disampaikan oleh pemerintah,” kata Arsyad.
Pemerintah melalui Kementerian Agama menyampaikan musibah yang terjadi di Mina Arab Saudi, Kamis (24/9), telah merenggut korban, banyak jemaah haji wafat dan cidera, termasuk jemaah haji Indonesia.
Abdul Djamil menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sebagai koordinator penyelenggaraan haji sesuai mandat undang-undang, akan terus melakukan serangkaian koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan data terkini jemaah haji yang mengalami musibah tersebut.
Sebagai wujud hadirnya negara dalam melakukan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada jemaah haji dengan memegang prinsip kehati-hatian, maka proses identifikasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang agar data yang dipublikasikan kepada keluarga jemaah dan masyarakat di Tanah Air benar dan valid.
“Bukan berarti pemerintah lama mempublikasikannya, namun prinsip inilah yang dijadikan pedoman dasar,” jelas Abdul Djamil kepada Media Centre Haji.
Lanjut Djamil, perlu diketahui bahwa pemerintah melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi baru mendapatkan akses untuk masuk ke rumah sakit maupun ke tempat pemulasaraan jenazah Majma' Thowari' Bil-Muaishim pada hari Jumat (25/09) malam, tepatnya pukul 23.00 waktu Arab Saudi.
Akses ini merupakan pintu masuk untuk memperoleh sejumlah data, mengidentifikasinya dan melakukan langkah selanjutnya. Pertama, melakukan verifikasi data kembali terkait dengan identitas korban; kedua, menyaksikan kondisi korban; ketiga, mencocokkan data dengan database pada Siskohat dan E-hajj; keempat, menghubungi ketua kloter dan/atau keluarga kerabat korban untuk memastikan bahwa jemaah tersebut adalah benar jemaah haji Indonesia.
Hasil koordinasi dan penelusuran dimaksud dilakukan ke berbagai pihak, sampai dengan tanggal 26 September 2015 pukul 04.00 WAS, dan membuahkan hasil terkait informasi lebih lanjut korban wafat.
“Dari semula tercatat 2 orang, menjadi 14 orang korban wafat yang semuanya sudah diketahui identitasnya,” kata Djamil.
Kejar Alasan Pengalihan
Pemerintah Indonesia juga akan menelusuri alasan askar mengarahkan jemaah berbelok kiri ke Jalan 223 sehingga mereka harus melintasi Jalan 204 ketika hendak menuju jamarat. Jalan 204 merupakan lokasi terjadinya insiden jamaah berdesak-desakan pada Kamis (24/09) pagi.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan keterangan korban asal Indonesia yang menyebutkan askar mengarahkan jemaah ke jalan yang berbeda harus ditelusuri.
“Sebab jalur kita adalah yang lurus sesuai dengan peta dan warna hijau,” kata dia, ketika berbincang dengan jemaah dari Kelompok terbang (Kloter) JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jumat (25/09) malam.
Jalur yang seharusnya dilintasi jemaah Indonesia, yaitu Jalan King Fahd. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah memberikan peta kepada jemaah.
Warna hijau menunjukkan jalur yang harus dilintasi oleh jemaah menuju jamarat. Jalur tersebut juga sesuai dengan pengaturan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Karena itu, Menag Lukman menyatakan pemerintah perlu menggali dan mencari tahu alasan askar atau pihak keamanan Arab Saudi mengarahkan jemaah Indonesia yang hendak menuju jamarat ke lokasi yang berbeda. “Ini yang sedang kita dalami,” kata dia.
Jumat malam, Menag mengunjungi jemaah dari Kloter JKS 61 di Maktab 7, Mina Jadid, Arab Saudi. Dia mendengarkan curahan hati jemaah yang menjadi korban insiden di Jalan 204, Mina. Menag juga menyampaikan duka cita mendalam kepada jemaah yang keluarganya wafat karena kejadian itu.
“Semoga khusnul khotimah. Mereka yang berpulang kondisi yang sangat baik. Di Tanah Suci dan hendak beribadah. Saya harapkan keluarga mengikhlaskan,” kata dia.
Menag menyatakan upaya pemerintah untuk perbaikan layanan penyelenggaran haji di Arab Saudi tidak akan berhenti. Pemerintah Indonesia akan menyampaikan kepada Arab Saudi untuk menyelesaikan persoalan seperti di Jalan 204 Mina.(knc/yuk)