JAKARTA (HR)-PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) berkolaborasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan teknologi rumah pabrikasi sederhana, sehat, dan berkualitas atau disebut RISHA-Indocement.
Pembangunan perdana rumah berteknologi RISHA-Indocement ini akan dilaksanakan pada Selasa pagi ini (22/9), di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Tangerang.
Pembangunan perdana juga akan ditandai dengan pemasangan perdana panel RISHA-Indocement.
Teknologi RISHA-Indocement merupakan konsep rumah pabrikasi berbasis semen dengan menggunakan komponen pracetak berukuran modular. Teknologi ini cocok digunakan untuk membangun rumah instan, sehat dan sederhana yang berkualitas serta terjangkau.
Komponen utama pendukung teknologi rumah instan ini adalah panel struktur utama, panel dinding dan kusen beton. Kombinasi dari komponen-komponen tersebut memungkinkan pembangunan satu unit rumah dilakukan dalam hitungan jam.
Seluruh pengendalian kualitas setiap komponen dilakukan di industri pabrikasi, sehingga setiap rumah yang dibangun memiliki standar kualitas yang sama. Teknologi ini sangat memungkinkan untuk menciptakan unit-unit produksi dalam skala kecil berbasis penduduk lokal.
Teknologi "Knock Down"
RISHA sejatinya merupakan sebuah penemuan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dalam waktu singkat. Oleh karena itu, disebut sebagai teknologi instan, dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya.
Inovasi ini didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas bangunan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan rumah baru setiap tahunnya sangat tinggi, yaitu mencapai 800.000 unit per tahun. Sedangkan sebagian besar yakni 70 persen kelompok masyarakat kita termasuk berpenghasilan rendah, dan cukup berat untuk mendapatkan rumah layak huni baik beli maupun sewa.
Pada sisi lain, muncul kekhawatiran kerusakan lingkungan akibat konsumsi bahan bangunan yang berasal dari sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan perumahan beserta infrastrukturnya.
Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan kemampuan sumber daya alam untuk memulihkan kembali, artinya bila target penyediaan perumahan terpenuhi maka akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Pada gilirannya, akan berdampak pada stabilitas kehidupan masyarakat.
Sementara untuk pengembangan RISHA, setiap komponennya sudah diperhitungkan untuk dapat digunakan pada fungsi beragam, seperti digunakan untuk pondasi, sloof, kolom, balok, kuda-kuda termasuk dinding.
Bahkan pada beberapa penerapan di lapangan kom-ponen-komponen RISHA ini juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti menara air, kanstin jalan, drainase jalan, jalur pedestrian, dan kebutuhan lansekap macam bangku, meja, prasasti, dan landasan helikopter. (kon/rio)