Rapat yang digelar, Senin (21/9) oleh Komisi Gabungan ini dipimpin langsung Ketua DPRD Pelalawan Nasarudin yang dihadiri oleh sejumlah anggota DPRD dari masing-masing Komisi beserta instansi terkait mulai dari pihak perusahaan, TNI, kepala desa, camat dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pelalawan Hambali dan jajaran.
Materi rapat yang dijadwalkan, khusus membahas permasalahan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum sekuriti perusahaan dengan memaksa warga untuk keluar dari areal konsesi perusahaan dengan cara tidak terpuji hingga terjadi pembakaran sepeda motor perobohan rumah serta adu fisik yang tak terelakan antar keduanya.
Meski rapat sempat dibuka dan sudah dimulai, namun akhirnya rapat tak dapat dilanjutkan, hal tersebut dikarenakan masyarakat yang menjadi korban tidak hadir memenuhi undangan DPRD. Sedangkan yang hadir saat rapat hanya diwakili kepala desa serta Camat Ukui.
Melihat kondisi tersebut, Ketua DPRD Nasarudin sempat emosi dan mempertanyakan soal ketidakhadiran warga yang juga korban aksi kekerasan pihak perusahaan, sehingga timbul praduga apakah masyarakat juga diintimidasi supaya tidak hadir memenuhi undangan DPRD.
Namun praduga tersebut ditepis Camat Ukui Basyarudin yang mengaku kalau dirinya datang dan Kades Lubuk kembang Bunga undangan yang disampaikan lewat telepon sementara surat undangan tidak diterimanya begitu juga kepala desa.
"Kami saja datang bukan ada undangan ketua, tapi karena dihubungi supaya hadir untuk rapat, sebab undangan tidak sampai sama kami, apalagi masyarakat yang menjadi korban, ungkap Camat Basyar.
Karena dianggap akan sia-sia rapat digelar karena korban juga tidak ada datang, akhirnya Ketua DPRD Nasarudin memutuskan untuk mengakhiri rapat tersebut dan akan dilanjutkan dengan melakukan kunjungan kerja langsung ke lokasi dimana peristiwan itu terjadi.
Kunjungan kerja itu sudah dijadwalkan pada, Sabtu akhir pekan dengan melibatkan sejumlah instansi terkait."Ya terpaksa kita batalkan agenda rapatnya, kita tidak mau kalau kejadian itu hanya sebatas informasi saja yang disampaikan, makanya kita akan jadwalkan Sabtu akhir pekan nanti untuk langsung meninjau ke lokasi bersama instansi terkait baik dari Polres, Kodim, Dinas dan dari SKPD terkait, untuk mendengarkan langsung keterangan dari mulut korban saat peristiwa itu terjadi sekaligus melihat perkampungan mereka yang sudah dihancurkan oleh pihak perusahaan," jelas Nasar.***