DUMAI (HR)- Bencana kabut asap menelan korban. Sejumlah siswa SMAN Dumai terpaksa dilarikan ke IGD (intalasi gawat darurat) saat mengikuti pelajaran di kelas karena terjangkit ISPA. Sementara, pihak Dinas Pendidikan terpaksa memulangkan murid TK dan SD yang terlanjur datang ke sekolah, Kamis (17/9).
Kendati terlihat agak menipis, namun kondisi kabut asap di Kota Dumai masih dalam level berbahaya. Data pengukuran ISPU milik PT Chevron, berada di level 500 PSI. Pengukuran dilakukan, Kamis (17/9) pada pukul 06.55 WIB.
Akibat kondisi asap yang sudah beberapa berada di level kuning tersebut, sejumlah anak didik di SMAN 2 Dumai terpaksa dibawa ke IGD RSUD Dumai karena terserang ISPA. Gejala yang kelihatan korban sesak nafas saat mengikuti pelajaran di kelas.
Informasi yang diterima, pihak sekolah langsung menghubungi orangtua siswa bersangkutan. Satu siswa, Vania Ayunda Devara terpaksa dibantu alat pernapasan. "Saya sempat panik begitu dengar kabar," ujar Devi Herawati, orangtua Vania.
Selama di IGD, Vania menjalani perawatan selama dua jam dengan menggunakan masker uap hingga menghabiskan tiga unit masker tersebut. Setelah keluar hasil cek medis, diketahui korban positif ISPA (infeksi saluran prnapasan akut).
"Ya, menghabiskan tiga masker uap selama dua jam di IGD RSUD Dumai. Hasil cek medis, anak saya positif ISPA. Apalagi selama ini anak saya sudah mengidap asma, sehingga sangat rentan terserang penyakit akibat asap tersebut," tuturnya.
Menurut Devi, setelah sempat mendapat penanganan medis, akhirnya Vania dibolehkan pulang. Namun masih perlu menjalani perawatan. Sehingga untuk sementara Vania memilih libur, sebab kondisi kabut asap masih memburuk.
Kepala SMAN 2 Dumai, H Sukaini menjawab Haluan Riau, di tempat terpisah mengatakan ada dua orang anak didiknya yang tiba-tiba terserang sesak napas saat jam belajar, kemarin. Sehingga, keduanya langsung dibawa ke ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
"Di sekolah memang ada suplai sejumlah pertolongan pertama untuk kesehatan. Termasuk oksigen sebagai alat bantu pernapasan. Makanya begitu anak mengalami sesak napas langsung kita beri bantuan oksigen. Kita juga langsung telepon orangtuanya," jelasnya.
Pengakuan Sukaini, kedua anak didik yang sesak napas saat belajar tersebut karena selama ini yang bersangkutan memiliki gejala asma. Ditambah kondisi asap pekat, sehingga sakit yang bersangkutan kambuh.
"Kemungkinan pengaruh asap sehingga asam siswa kambuh pasti ada. Makanya, kita langsung mengambil tindakan awal serta memberitahu kepada orangtua bersangkutan," tegas Sukaini melalui selulernya.
Kabut asap yang tetap tebal juga membuat kuatir pihak Dinas Pendidikan Kota Dumai. Kepala Dinas Pendidikan Kota Dumai, Sya'ari mengatakan, akibat kualitas udara yang semakin memburuk anak sekolah khusus TK dan SD hari ini dipulangkan.
"Menyusul kualitas udara yang kian memburuk anak sekolah TK dan SD hari ini dipulangkan. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyakit ISPA karena anak-anak sekolah masih rentan dan mudah terserang ISPA untuk itu pelajar TK dan SD hari ini (kemarin) dipulangkan," beber Kadisdik.
Namun, jika sampai besok kondisi udara makin parah, tidak tertutup kemungkinan pelajar SMP dan SMA ikut diliburkan. "Kita sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk membuat kebijakan libur selama kabut asap ini, asalkan tetap mengkonfirmasikan ke Disdik," pungkasnya.
Kualitas udara Kota Dumai pagi ini masuk kategori berbahaya, di papan ISPU milik PT Chevron Dumai kualitas udara di Dumai berada di level 500 PSI dengan status "berbahaya".
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai, Bambang Surianto, Kamis (17/9) membenarkan kualitas udara di Dumai masuk kategori berbahaya. "Akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan kondisi udara di Dumai pagi ini masuk kategori Berbahaya," katanya.
Lanjutnya, saat diukur menggunakan alat ISPU milik PT Chevron, ISPU berada di level 500 PSI masuk kategori berbahaya. "Pengukuran dilakukan pada Pukul 06.55 WIB," tambahnya. (zul)