Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kampar H Muhammad Kasru Syam kepada Haluan Riau, Kamis (17/9) mengungkapkan, Komisi II turun bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar ke lokasi pada Rabu (16/9) kemarin berdasarkan adanya laporan dari surat masuk dari warga tiga desa. Yakni Desa Sukaramai, Sumbersari dan Kusau Makmur.
Di antara Komisi II DPRD Kampar yang ikut turun adalah sekretaris Komisi II Agus Candra, anggota H Syahrul Aidi Maazat, Reny Santi dan Rahayu Sri Mulyani.
Sampai di lokasi, ternyata hal tersebut benar. Masyarakat mengaku sangat kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Selain sulit mendapatkan air kondisi diperparah lagi oleh kemarau panjang.
"Kasihan melihat warga di sana, memang tak ada air. Mereka mengaku ada yang menggunakan air limbah dari Chevron di Suram. Mereka (perusahaan, red) janji membuatkan warga sumur bor tapi tak pernah terealisasi. Perusahaan tersebut tampaknya tak mau peduli dengan masyarakat sekitar. Padahal pipa air mengalir di desa itu," ungkap Kasru.
Menurut Kasru, dia memperkirakan ada 80 persen rumah warga yang terkena imbas akibat kekeringan ini.
Belum Bisa Cair
Terkait persoalan ini Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kampar Zulhedi ketika dikonfirmasi, Kamis (17/9) mengaku bahwa hingga kemarin bantuan air bersih untuk desa itu belum bisa direalisasikan karena hingga kemarin dana yang diajukan ke Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Kampar belum bisa dicairkan. Karena saat ini pihaknya masih menunggu perbaikan proposal dari desa tersebut.
"Salah satu syarat pada proposal itu harus ditandatangani camat, Koramil dan Kapolsek. Kita sudah sarankan untuk merubah proposal itu. Jadi proposal itu belum bisa diajukan ke bupati sebab itu salah satu yang akan ditanyakan oleh bupati," ujar Zulhedi.
Dia mengaku, BPBD Kampar berkeinginan agar bantuan pengadaan air bersih dengan mendatangkan air ke desa tersebut bisa segera dilakukan. Oleh sebab itu pihaknya telah mengajukan anggaran di dana ongkol yang telah tersedia di DPPKA Kampar namun hal itu belum bisa segera dilakukan karena terkendala administrasi tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Muhammad Nasir menambahkan, tiga desa yang mengalami krisis air bersih tersebut mencapai 3.220 kepala keluarga (KK) dengan rincian di Desa Sukaramai sebanyak 1.700 KK, Sumbersari 500 KK dan Kusau Makmur 1.020 KK.***