PEKANBARU (HR)-Walikota Pekanbaru Firdaus, mengakui bahwa Kota Bertuah saat ini sudah tak layak lagi untuk dihuni.
Hal itu disebabkan kondisi udara yang terus memburuk sejak beberapa hari belakangan ini, akibat kabut asap. Dengan kondisi seperti saat ini, sudah selayaknya masyarakat Kota Bertuah diungsikan ke tempat yang kondisi udaranya lebih baik.
Menurut Walikota Pekanbaru, udara di Kota Bertuah sejak beberapa hari belakangan ini, selalu berada pada level berbahaya, sehingga dapat membahayakan kesehatan bagi yang menghirupnya.
"Kualitas udara sudah sangat berbahaya, angka partikular pada Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang barusan saya dengar sudah mencapai 800 psi lebih.
Jika melihat aturannya sesuai Protap Kementerian Kesehatan, Pekanbaru sudah tidak layak untuk dihuni manusia," ungkap Firdaus, Senin (14/9).
Dijelaskannya, ketika udara di Pekanbaru masih berada pada level tidak sehat,
pihaknya sudah memohon kepada Gubernur Riau untuk menaikkan status bencana asap yang terjadi menjadi darurat kabut asap. Sebab yang berhak mengeluarkan instruksi itu adalah gubernur dan pemerintah pusat.
Untuk saat ini, tambahnya, yang bisa dilakukan warga Pekanbaru adalah berdoa, karena asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, bukanlah berasal dari kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Pekanbaru, melainkan asap kiriman provinsi dan kabupaten tetangga.
"Saya mendapat informasi, bahwa perusahaan-perusahaan besar swasta sudah ada yang mengungsi karena lebih mementingkan kesehatan.
Tapi bagi masyarakat, mereka mau mengungsi ke mana? Pasalnya hampir semua provinsi di Pulau Sumatera ini sudah diselimuti kabut asap. Meskipun secara prosedur masyarakat Pekanbaru sudah wajib mengungsi," tambahnya.
Menurutnya, bila Plt Gubernur Riau telah menetapkan status darurat, tentunya penanganan Karhutla dan asap bisa ditingkatkan.
"Kalau Pemerintah daerah sudah tidak sanggup memadamkan api, minta bantuan ke pusat, jangan malu, sekarang kondisi di Pekanbaru sudah sangat berbahaya, kasihan masyarakat," tegas Firdaus.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
Selain itu, para orangtua siswa juga harus melarang anaknya berkeliaran. Begitu juga kepada ibu-ibu hamil dan lanjut usia agar lebih memilih kegiatan di dalam rumah.
"Kondisi udara sangat berbahaya, jangan sampai semakin banyak korban yang jatuh sakit karenanya, bila terpaksa keluar rumah, gunakankan masker untuk pelindung. Di samping itu perbanyak makan buah, sayuran dan minum air putih," imbuhnya.
Dukung Diungsikan
Terpisah, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Riau, Husni Thamrin, mendukung rencana mengungsikan masyarakat ke tempat yang lebih baik kondisi udaranya.
"Seharusnya sejak dulu ditetapkan status darurat kabut asap di Riau ini. Tetapi, baru sekarang Plt Gubri
ke Jakarta mengakui bahwa Riau sudah tanggap darurat asap. Saya menyerah. Sekarang kondisi asap sudah sangat menyesakkan nafas kita.
Langkah yang harus diambil pemerintah sekarang adalah mengungsikan masyarakat Riau ke daerah aman dari asap," ujarnya.
Politisi Gerindra ini juga sangat menyesalkan, sikap pemerintah pusat yang sepertinya acuh tak acuh. Pusat terkesan baru serius, ketika kabut asap sudah menjamah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Sementara masyarakat Riau sudah lama menderita akibat kabut asap.
"Dengan ditetapkannya Riau sebagai darurat asap, mudah-mudahan pemerintah pusat segera turun tangan. Sudah cukuplah masyarakat kita menderita," ujarnya lagi. (her, rud)