TEMBILAHAN (HR)-Seakan tak ada habisnya keberadaan perusahaan di Kabupaten Indragiri Hilir terus menuai keresahan masyarakat, khususnya petani. Kali ini, PT Indogreen Jaya Abadi menyerobot lahan warga.
Sejak perusahaan tersebut beroperasi, lahan petani sekitar diserang hama kumbang dan monyet. Alhasil, produksi kelapa petani setiap bulan kian merosot.
"Dulu, perkebunan kelapa saya bisa menghasilkan 15 ribu butir, sekarang paling hanya mampu menghasilkan 3 ribu butir saja lagi setiap panen," ujar Bahasyim (57), petani Sungai Bungus, Dusun Sungai Batang, Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri,, saat mengadu ke kantor Persatuan Wartawan Indonesia Inhil, Sabtu (12/9).
Pada kesempatan itu, ia juga menceritakan kondisi serupa juga dialami banyak petani lainnya dan bahkan lebih parah dari perkebunan miliknya.
"Banyak petani disana yang menangis, sedih dan mau mengamuk ke perusahaan. Karena kondisi ini tidak mendapat perhatian serius pemerintah desa setempat," ungkapnya.
Menurut penuturan Ketua RT 25 Sungai Bungus Syaperi, yang juga hadir mendampingi Bahasyim menjelaskan, saat ini ada 3 parit di Dusun Sungai Batang, yang perkebunan kelapa warga sudah habis diserang hama kumbang.
Bahkan perusahaan tersebut juga diduga telah menyerobot lahan masyarakat setempat.
"Kami sudah sering menyampaikan keluhan kepada pihak perusahaan, tapi hanya dijanjikan saja, tanpa ada kejelasan sampai saat ini. Saya takutnya warga hilang kesabaran," keluhnya.
Petani meminta dan berharap, permasalahan ini dapat ditindaklanjuti tegas oleh Pemkab, mengingat keberadaan perusahaan ini sudah menimbulkan kerugian petani setempat.
Ketua PWI Inhil Muhammad Yusuf, mengatakan selama ini sudah cukup banyak pengaduan petani di daerah yang lahannya telah diserobot dan rusak akibat adanya aktivitas perusahaan sawit.
Oleh karena itu, ia menilai harus ada tindakan tegas dan membuat perusahaan takut jika sampai izin perusahan dicabut.
"Tindakan perusahaan sudah menimbulkan kerugian dan meresahkan petani.
Kami mengharapkan Pemkab Inhil dan pihak terkait lainnya dapat menyikapi serius permasalahan ini, jangan sampai permasalahan ini menimbulkan konflik antara perusahaan dan masyarakat petani," tegasnya. (mg3)