Batam (hr)- Semakin malam kualitas udara di Kota Batam Kepulauan Riau terus menurun. Hal ini berdasarkan pemantauan indeks standar pencemar udara badan pengendali dampak lingkungan daerah Batam.
"Iya memang kalau malam, suhu malam lebih dingin, dan konsentrasi pencemaran lebih tinggi," kata Kepala Bapedalda Kota Batam Dendi Purnomo di Batam, Jumat (11/9). Hasil pantauan stasiun Indeks Standar Pencemar udara (ISPU), pada pagi ISPU sebesar 127, kemudian pada sore meningkat menjadi 172, dan pada pukul 01.00 WIB dini hari sampai menyentuh 218.
Ia mengimbau, warga menghindari kegiatan di luar ruangan, agar tidak terpapar kabut asap hasil kebakaran hutan. Sementara itu, pada Jumat pagi hingga siang, kualitas udara di Batam relatif lebih baik ketimbang sehari sebelumnya. "Data jam 10 pagi, udara Batam lebih cerah, ISPU-nya 107, turun dari kemarin sore sebesar 172," kata Dendi.
Terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Hang Nadim Batam Agus Tri, menyatakan asap di Batam tergantung dari kondisi di Sumatera daratan. "Asap yang menyelimuti Batam seluruhnya kiriman dari Sumatera daratan khususnya Palembang dan Jambi. Jadi, jika kebakaran tidak segera teratasi maka potensi kiriman asap ke Batam masih tinggi," katanya.
Ia mengatakan, hingga Kamis malam tak terpantau titik panas di wilayah Kepri meski juga terjadi kemarau panjang. Sementara itu BMKG memperkirakan potensi hujan di Batam dan wilayah lain di Provinsi Kepri masih ada meski bersifat lokal. "Sebenarnya jika curah hujan banyak, maka akan mampu menetralisir asap kiriman. Namun peluangnya hanya bersifat lokal saja," kata Tri. (kep/aag)