MAKKAH (HR)-Cuaca ekstrem di Kota Makkah mengakibatkan sebuah crane di Masjidil Haram, roboh. Peristiwa itu terjadi saat hujan es dan angin kencang melanda Makkah, Jumat (11/9) malam waktu setempat. Sejumlah jamaah dikabarkan mengalami luka-luka, namun belum bisa dipastikan apakah di antara .
Crane mereka terdapat JCH asal Indonesia.Peristiwa itu dibenarkan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWN-BHI) Lalu M Iqbal. Menurutnya, tim KBRI di Jeddah saat ini sedang dimintai keterangan lebih lanjut.
"Benar terjadi. Saat ini kami sedang meminta info dari sana," ujarnya.
Hujan es yang disertai angin kencang dan petir melanda kota Makkah sore ini. Jemaah haji Indonesia yang berada di terminal bus Syib Amir diungsikan ke bus dan kontainer.
"Banyak jemaah yang disuruh masuk ke dalam bus dan kontainer. Namun kondisi jamaah kita baik-baik saja," tutur anggota Tim Media Center Haji (MCH) 2015.
Selain menyebabkan crane terjatuh, hujan es dan angin kencang juga membuat sejumlah pohon tumbang dan kaca hotel pecah.
"Kami terpaksa pulang balik. Bus tidak bisa lewat. Jalan ditutup karena ada banjir," tutur Choirun Saleh, seorang JCH asal Medan. "Tadi lihat ada pohon tumbang juga nutupin jalan. Bus akhirnya lewat trotoar," tambahnya.
Choirun Saleh dan beberapa jemaah lainnya yang menumpang bus rute 7 rencananya hendak ke Haram untuk menunaikan salat Maghrib. Kerena kejadian ini mereka kembali ke penginapan.
Jemaah lainnya Suhana dari Palembang sebenarnya sudah sampai di Terminal Syib Amir untuk beribadah di Masjidil Haram. Namun Suhana dan jemaah lainnya yang satu bus dengannya tidak bisa keluar karena hujan deras tiba. "Akhirnya kami diam saja di bus. Terus busnya balik lagi," tuturnya saat ditemui ketika tiba di penginapannya nomor 625.
Salat Jumat di Badan Jalan Sementara pada Jumat siang kemarin, sejumlah badan jalan menuju Masjidil haram, tampak dipenuhi para jamaah calon haji. Mereka terpaksa salat di badan jalan, karena perbaikan dan perluasan Masjidil Haram yang hingga kini belum tuntas.
Situasi juga tak lepas dari sikap petugas yang terkesan tidak ambil pusing. Kondisi itu agak berbeda dengan suasana di Masjid Nabawi Madinah, karena petugas di sana lebih proaktif menertibkan para jamaah yang hendak menunaikan salat berjamaah. Akibat sikap petugas itu, banyak JCH yang berdesak-desakan di jalanan yang mengarah ke Masjidil Haram. Saking menumpuknya jamaah, beberapa di antara mereka tampak tak bisa menahan emosi.
Terkait kondisi itu, seluruh petugas Kloter dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia terus mengimbau kepada seluruh jamaah agar tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah yang dalam kondisi berdesak-desakan. Apalagi mengingat puncak dan hari H pelaksanaan ibadah haji masih beberapa waktu lagi yakni masa wukuf di Arafah dan bertolak ke Mina. Untuk dua prosesi ibadah ini, tentunya lebih membutuhkan kekuatan fisik dan materi.
"Semua petugas sudah menyampaikan itu. Di sisi lain, juga memaklumi kondisinya. Sedemikian banyak jamaah calon haji berdatangan dari pelosok dunia, sehingga situasi di sini memang sangat ramai. Jadi memang lebih baik memilih bersabar dan tidak memaksakan diri," ujar Hanif, salah seorang JCH Indonesia.
Besok Berangkat Dari Pekanbaru, Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau, kembali akan akan memberangkatkan sebanyak 39 orang JCH Riau untuk gelombang kedua. Sesuai jadwal, mereka akan diberangkatkan ke Tanah Suci dari Embarkasi Batam pada Minggu (13/9) besok.
Ke-39 JCH Riau tersebut berasal dari Kota Pekanbaru sebanyak 25 jamaah, Kampar 6 Jamaah, Tembilahan 5 jamaah dan Kabupaten Siak 2 Jamaah. Masing-masing jamaah berangkat menuju Embarkasi Batam dari daerah masing-masing.
Menurut Kepala Kakan Kemenag Riau, Tarmizi Tohor, seluruh JCH ini merupakan jamaah cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mereka nantinya bergabung dengan jamaah asal Kepri, Jambi dan Kalsel.
"Seluruh jamaah akan diberangkatkan pada tangal 13, dari Embarkasi Batam, langsung ke Jeddah," ujar Tarmizi Tohor, Jumat kemarin.
Dijelaskan Tarmizi, JCH asal Siak dan Tembilahan berangkat langsung menuju Embarkasi Batam. Sedangkan JCH asal Kampar dan Pekanbaru melalui Bandara SSK II Pekanbaru. Namun hingga siang kemarin, para JCH belum bisa diberangkatkan karena kabut asap tebal masih menyelimuti Bandara SSK II Pekanbaru.
"Kalau tak bisa menggunakan udara hari ini, maka akan kita berangkatkan lewat laut besok (hari ini, red)," ungkap Kemenag.
Terkait kondisi para JCH Riau di Tanah Suci, Tarmizi mengatakan, sejauh ini kondisi mereka dalam keadaan sehat wal afiat. Sebagian masih ada di Madinah dan sebagian sudah berada di Makkah. Namun ada satu JCH Riau dalam keadaan sakit, dan terpaksa harus menggunakan ambulans ke Makkah.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk JCH Riau gelombang pertama sudah menjalani rangkaian haji. Dua dari mereka meninggal dunia di Tanah Suci. (nur, dtc)