London (HR)-Bermain dengan 3-5-2 sejak awal pertandingan, Manchester United terlihat mandek saat menghadapi Queens Park Rangers, Sabtu (17/1) malam WIB. Semuanya baru berjalan lebih baik ketika Louis van Gaal mengubah formasi di babak kedua.
Seperti yang sering diterapkannya musim ini, Van Gaal memasang tiga orang bek di belakang, yakni Phil Jones, Jonny Evans, dan Marcos Rojo. Sementara itu, dua orang wingback, yakni Antonio Valencia dan Daley Blind, dipasang mengapit tiga orang gelandang, Michael Carrick, Juan Mata, dan Wayne Rooney.
Angel Di Maria kembali dipasang sebagai pemain depan, alih-alih sebagai gelandang ataupun winger, mendampingi Radamel Falcao. Van Gaal menyebut, dia membutuhkan kecepatan di lini depan dan oleh karena itulah dia memasang Di Maria sebagai penyerang.
Formasi dan taktik tersebut tidak bekerja. Selain sulit untuk menciptakan peluang, barisan pertahanan United juga beberapa kali ditekan oleh QPR. Akibat penyelamatan David De Gea sajalah United tidak kebobolan di babak pertama.
Pada babak kedua, Van Gaal melakukan beberapa perubahan. Pertama, dia memainkan Marouane Fellaini menggantikan Mata. Fellaini kemudian bermain sebagai gelandang tengah sebelah kanan. Yang kedua, dia memainkan James Wilson untuk menggantikan Jonny Evans.
Dengan ditariknya Evans, United pun bermain dengan empat bek: Valencia sebagai bek kanan, Blind sebagai bek kiri, serta Jones dan Rojo sebagai bek tengah. Sementara itu, Wilson bermain sebagai penyerang bersama Falcao dan Di Maria kembali dimainkan sebagai gelandang di belakang dua penyerang.
Masuknya Wilson, menurut Van Gal, dibutuhkan lantaran dia tetap menginginkan kecepatan di lini depan timnya. Wilson sendiri merupakan penyerang yang punya kecepatan dan amat bagus dalam menerima umpan-umpan terobosan.
Berubahnya formasi menjadi 4-4-2 berlian membuat United lebih leluasa dalam membangun serangan. Semenit setelah Wilson masuk, tepatnya pada menit ke-58, United memecah kebuntuan. Umpan dari Valencia diselesaikan dengan baik oleh Fellaini yang berada di dalam kotak penalti.
Pada injury time babak kedua, Wilson menggandakan keunggulan menjadi 2-0. United pun pulang dengan membawa tiga poin di tangan.
"Saya pikir, kecepatan selalu penting, itulah mengapa saya memainkan Angel Di Maria sebagai penyerang," ujar Van Gaal kepada MUTV.
"Ketika saya mengubah bentuk tim, saya tetap menginginkan kecepatan di lini depan. Oleh karena itulah saya mengubahnya sedemikian rupa."
"Perubahan itu mengundang risiko, tapi kami menang 2-0. Jadi, saya pikir risikonya sepadan," kata Van Gaal.(dtc/ssc/pep)