Ayo, Lawan Debu dan Asap

Rabu, 09 September 2015 - 10:12 WIB
Ilustrasi
Akhir-akhir ini debu asap semakin tebal. Ibarat nasi sudah jadi bubur rasanya kurang bijak jika kita mencari kesalahan dan siapa yang bertanggung jawab tentang menebalnya debu dan asap. Percayakan saja pada pihak berwajib dan hukum untuk mencari siapa pelaku yang telah melakukan pembakaran hutan. 
 
Mengapa saya lebih cenderung menyebut debu asap karena yang sekarang ini bukan hanya gasnya saja seperti carbon monoksida (CO), gas nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3) dan Sulfur Dioksida (SO2) saja tetapi debu-debu dari sisa pembakaran kayu seperti PM10 (particulat matter10) bahkan partikulat padat yg tersuspensi di udara saat ini lebih besar dari PM10 yang ukurannya lebih besar dari 10 mikron.
 
Saat ini komposisi debu dan asap di udara lebih banyak, partikel-partikelnya yang sangat beragam karena merupakan campuran dari berbagai gas lainnya dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1 – 25 mikron,  Salah satunya adalah PM10(Particulat Matter 10) yang saat ini membuat jarak pandang kita manjadi berkurang.
 
Partikulat debu ini tidak mudah mengendap ke tanah, pasti membahayakan kesehatan dan mengancam keselamatan manusia. Inga debu dan asap ini lebih berbahaya dari asap rokok. Nah sekarang cara melawannya adalah:
 
1. Jika keluar rumah pastikan anda pakai masker, maskernya kalau bisa dibasahin agar debu2 yang terhirup akan lebih dulu menempel pada masker sehingga mengurangi partikel2 gas yang kecil terhirup oleh kita. Jika sudah mengering bersihkan dan basahkan lagi gunakan kembali.
 
2. Bagi yang menggunakan mobil usahakan air conditioner (ac)nya dinyalakan, jangan lupa jendelanya jangan dibuka karena akan mengakibatkan gas dan debu asap akan masuk ke dalam mobil anda.
 
3. Rumah usahakan jangan dibiarkan terbuka lebar dan jangan pula tertutup rapat biarkan seperti biasanya namun usahakan ruangan di rumah anda ada kipas angin yang mengarahkan anginnya keluar. Agar suasana agak panas agar perpindahan kalor secara konveksi dari luar tidak terlalu kuat. Tentunya debu asap yang masuk juga mudah keluar melalui ventilasi yang ada pada jendela.
 
4. Bagi rumah yang punya AC lebih baik, ketika anda di rumah lebih baik anda berada di ruang AC karena sudah mempunyai pengurai gas berbahaya seperti contoh AC yg ada ionizernya. Sekarang AC rumah rata-rata sudah mempunyai ionezer. 
 
5. Jika anda menghirup udara dari debu asap terus anda merasa perih pada hidung dan dikepala waspada saat itu anda sudah terpapar gas berbahaya. Solusinya cari ruangan yang lebih segar. Seperti ruangan ber-AC dan taman rumah anda yang banyak pepohonannya karena pepohonan juga punya kemampuan mengurangi pencemaran udara akibat debu asap.
 
6. Perbanyak minum air putih, sekali-kali minum air hangat, biar untuk melumerkan dahak akibat hirupan gas berbahaya (PM10, NO2,CO). Air putih juga berfungsi mengeluarkan racun yang ada pada tubuh kita, mudah diserap oleh tubuh dan meningkatkan sistem metabolisme tubuh namun akan jauh lebih optimal minum air putih tersebut ketika keadaan perut kosong ketika bangun tidur pada pagi hari usahakan sebelum gosok gigi.
 
7. Konsumsi vitamin C atau suplemen dan multivitamin secukupnya untuk menambah daya tahan tubuh anda terhadap udara yang tidk baik, toxin & penyakit.
 
8. Jika mata anda perih jangan dikucek-kucek, karena bisa iritasi dan membuat makin parah. siram dan basuh saja dengan air bersih. Jika masih tidak mempan gunakanlah obat tetes mata (ikuti aturan pakainya)
 
9. Jika anda mempunyai anak, baik anak anda masih bayi, batita, balita usahakan berikan perhatian lebih terhadap ancaman bahaya akibat debu asap. Jangan sampai lengah dan tidak terawasi karena mereka lebih rentan terhadap bahaya debu asap. Termasuk juga untuk ibu ibu hamil, karena gas, debu asap yang terhirup dapat mempengaruhi kesehatan janin, demikian juga dengan Manula(usia lanjut). 
 
10. Usahakan halaman rumah anda dibasahi agar jika terjadi penguapan jg bisa menambah penurunan suhu lingkungan karena udara yang kita hirup semakin baik jika lebih banyak dedaunan dan pepohonan. Rajin-rajinlah menyiram bunga dan pepohonan di sekitar pekarangan rumah anda karena pada musim kemarau tentunya volume air yang diterima tumbuhan berkurang.
 
11. Menutup makanan atau penampungan air minum yang ada di dalam rumah agar terlindungi dari pencemaran udara akibat debu dan asap.
 
12. Usahakan mandi 3x dalam sehari jika bisa, agar debu-debu yang menempel segera hilang, sehingga kita kembali segar dan wangi lagi sekaligus mengurangi potensi terkenanya iritasi kulit akibat kemarau panjang dan banyaknya terpapar debu asap.
 
13. Jangan menambah parah debu asap contoh dengan merokok dan membakar sampah.
 
14. Selalu lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup.
 
15. Jika sudah terserang batuk jangan buru-buru minum obat tapi coba dulu perasan lemon atau jeruk peras yang hangat.  Karena saat itu sesungguhnya paru-paru kita bekerja lebih kuat memberikan perlawanan terhadap udara kotor. Jika kepala sakit coba bawa istirahat sejenak. Pokoknya jgn buru-buru minum obat.
 
16. Salat Istisqo (minta turun hujan) tapi jangan hanya berdoa karena Tuhan menyuruh kita berusaha jika mau diubah hasilnya.  Dan yang penting lagi hentikan hujat menghujat, apalagi menyalahkan pemerintahan daerah dan kabupaten karena itu tidak ada gunanya hanya membuang energi.
 
Semoga dengan cara sederhana ini dapat meringankan dan membantu mengatasi bahaya dari debu asap yang terjadi. Ayo contoh Jepang "Nagasaki & Hiroshima" kota tersebut terpapar radiasi radio aktif nuklirnya hingga tahunan lamanya dan dampak bukan hanya untuk manusia tapi untuk semua makhluk hidup dan lingkungan ketika itu.
 
 Bahkan 20 tahun diprediksi sulit untuk bisa bercocok tanam. Tapi mereka semua bersemangat dan mencari solusi terbaik untuk menghadapinya.
 
Ayo kita semua bangkit dan semangat jangan kalah dengan orang jepang, bangkitlah lakukan mulai dari cara sederhana untuk keselamatan kita dan penduduknya serta kelangsungan aktivitas hidup warga Riau saat ini yang sedang dilanda bencana debu asap.***
Dosen Fisika Kesehatan, STIKES Hangtuah Pekanbaru.
 
Oleh: Firman Edigan

Editor:

Terkini

Terpopuler