Tidak perlu saling menyalahkan, tapi perlu kebersamaan sebagai rasa bentuk tanggung jawab bersama ketika memasuki musim kemarau disertai kebakaran hutan dan lahan yang dapat memicu kabut asap yang menjadi bencana bagi kita.
Tak jarang pula akibat kebakaran ini acapkali menimbulkan konflik di tengah masyarakat dengan perusahaan pemegang izin pemanfaatan kawasan, biasanya antara masyarakat dengan perusahaan selalu saling tuding mencari kambing hitam atas kejadian Karhutla di daerah mereka.
Padahal kalau mereka menyadari untuk tidak saling menyalahkan, tapi sebaliknya bersama-sama mengatasi terjadinya Karhutla seperti yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Pangkalan Kuras dengan menggandeng perusahaan sekitar PT Langgam Inti Hibrido (PT LIH) dan Upika ikut terlibat langsung memadamkan api di lahan perkebunan warga di dua desa yakni desa Terantang Manuk dan desa Beringin maka tidak lagi ada saling menyalahkan.
Upaya pemadaman karhutla yang dilakukan secara bersama-sama tersebut merupakan salah satu contoh dan bentuk tanggung jawab bersama bukan tanggung jawab pemerintah atau tanggung jawab perusahaan saja melainkan tanggung jawab bersama untuk menjaga lingkungan di daerah masing-masing agar tidak terjadi karhutla, sebab dampak Karhutla ini pastinya menimbulkan kabut asap yang dirasakan semua masyarakat.
Selain itu, dengan ikut terjun langsung memadamkan api hingga berhari-hari ditambah dengan keterbatasan peralatan dan sumber air, maka terkadang membuat perasaan jenuh dan pasrah namun sebaliknya kalau tidak ditangani maka api akan terus membesar, makanya agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan kedepannya perlu kesadaran warga untuk sama-sama menjaga lingkungan di daerah masing-masing dan pastinya tidak melakukan pembakaran apabila melakukan pembukaan lahan baru untuk berkebun.
“Iya bang, kita dari pihak perusahaan perkebunan sekaligus pengolahan kelapa sawit PT Langgam Inti Hibrido merasa bertanggung jawab atas musibah karhutlah di dua desa yakni di Terantang Manuk dan Desa Beringin, Kecamatan Pangkalan Kuras yang mulai terbakar sejak Kamis pertengahan pekan kemarin, walaupun lokasi yang terbakar itu sangat Jauh dari wilayah usaha kita, tapi sebagai rasa bentuk tanggung jawab perusahaan yang komit terhadap kelestarian lingkungan kita wajib ikut menangani upaya pemadaman bersama warga sekitar lokasi,”demikian hal ini disampaikan oleh Humas PT LIH Yusman kepada Haluan Riau Jum’at (4/9) di Pangkalan Kerinci.
Yusman menambahkan, bahwa perusahaan selalu siap membantu melakukan pemadaman, baik diminta ataupun tidak minta kalau terjadi Karhutla di wilayah Kecamatan Pangkalan Kuras, “Jadi saat terjadi kebakaran di dua desa tersebut, kita menurunkan tim pemadam kebakaran yang terlatih dan dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran hutan lahan yang canggih seperti mesin mark 3 (26 bar), pompa apung dan alcon."
“Jadi kalau ada anggapan bahwa PT LIH tidak peduli lingkungan dan melakukan pembiaran Karhutla di wilayah sekitar perusahaan apa lagi di wilayah sendiri, saya rasa itu tidak benar karena kita selalu berupaya semaksimal mungkin agar tidak timbul titik api yang menyebabkan karhutla di wilayah perusahaan atau dilahan masyarakat disekitar perusahaan, karena kita akan tetap siap 24 jam melakukan pemadaman kalau kebakaran terjadi,” jelas Yusman.
Yusman juga menambahkan bahwa Karhutla merupakan musibah kebakaran yang terjadi setiap kali memasuki musim kemarau ekstrim, untuk itu agar permasalahan Karhutla ini menjadi masalah penting saat musim kemarau maka sangat diharapkan kesadaran bagi semua pihak untuk tidak melakukan pembakaran dan juga harus tanggap untuk segera melaporkan ke instansi terkait apabila melihat asap atau titik api guna segera di tangani dan tidak meluas, ungkapnya.
Sementara itu mewakili Upika kecamatan Pangkalan Kuras Danramil 04 Pangkalan Kuras Kapten Arh Diding Sukardi yang saat itu ikut terlibat melakukan upaya pemadaman bersama warga dan pihak perusahaan merasa bangga atas kebersamaan semua pihak dalam melakukan pemadaman kebaran hutan dan lahan milik masyarakat.
“Saya senang mereka semua merasa bertanggung jawab atas kejadian Karhutla di wilayah mereka dengan bersama-sama melakukan pemadaman sampai padam, jadi dalam upaya pemadaman antara warga dengan pihak perusahaan tidak saling menyalakan malah sebaliknya saling membantu untuk melakukan pemadaman, upaya pemadaman inilah yang sebenarnya diminta oleh pak Bupati saat kita mengikuti rapat terkait Karhutla beberapa hari lalu di kantor Bupati, saya berharap hal seperti ini bisa dilakukan di semua daerah yakni antara masyarakat perusahaan dan pihak pemerintahan dan upika ikut ber tanggung jawab terhadap Karhutla,” ungkap Danramil Pangkalan Kuras.***