SELATPANJANG (HR)-Manager PT NSP Kepulauan Meranti, Harry Susanto menyebutkan, pihaknya sejak dua bulan terakhir sudah dalam posisi siaga satu menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Meranti.
Khususnya di wiyah Kecamatan Tebingtinggi Timur yang memiliki luas kebun sagu terluas di Kepulauan Meranti.
Petugas kami di lapangan tetap siaga penuh siang dan malam. Tidak ada jam yang terlewatkan dalam 24 jam sehari semalam itu. Petugas pemadam kebakaran yang kami sebut Regu Pemada, atau REDAM itu senantiasa bertugas di lapangan saling koordinasi bertukar pikiran dan bahu membahu dengan petugas Masyarakat Peduli Api (MPA) yang telah terbentuk di seluruh desa di kecamatan tersebut.
Sehingga jangankan terjadi api atau titik panas di areal perkebunan atau di sekitar hutan yang ada di berbagai desa itu, orang yang masuk ke kawasan hutan atau areal perkebunan diupayakan didata oleh petugas.
Hal itu untuk memberitahukan agar tidak membuang puntung rokok di tengah hutan atau di areal perkebunan secara sembarangan.
"Sampai di sana tugas regu pemadaman yang kita bina, untuk memberikan jaminan tidak terjadinya kebakaran hutan dan lahan,ungkap Harry Susanto Genaral Manager PT Nasional Sago Prima (NSP), didampingi Setyo Budi Utomu selaku Forestry Support Coordinator kepada Haluan Riau di Selatpanjang Kamis kemarin.
Disebutkan Harry, terkait ancaman Karhutla tersebut mereka tempatkan pada program prioritas utama dalam pergerakan perusahaan. Artinya, sekecil apapun potensi ancaman kebakaran yang mungkin terjadi maka hal itu dianggap sebagai ancaman sangat serius.
Dengan demikian masalah Karhutla sejak musibah tahun 2014 lalu, sudah ditekadkan untuk tidak pernah terjadi lagi.(jos)